BERITASEMBILAN.Com-Gowa. Tim PKM RisetMu Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Bontobiraeng Selatan, yang terletak di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa 14 April 2025.
Desa Bontobiraeng Selatan memiliki luas wilayah sekitar 156,79 hektar. Dengan kondisi tanah datar dan subur, sebagian besar masyarakat desa ini menggantungkan hidupnya pada pertanian dan peternakan.
Lahan persawahan di desa ini mencapai 80,82 hektar, dengan komoditas utama berupa padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, dan sayur-sayuran.
Sisa hasil panen, terutama jerami padi dan tanaman lainnya, menjadi masalah yang kurang dimanfaatkan secara maksimal. Sisa-sisa tanaman ini sering dibiarkan terbuang atau hanya digunakan sebagai pakan ternak, bahkan sering dibakar.
Padahal, bahan-bahan tersebut memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi pupuk organik yang dapat memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang harganya terus meningkat.
Sisa panen yang melimpah, seperti jerami padi, serasah, dan tanaman lain, jika dikelola dengan baik dapat menjadi bahan baku untuk produksi pupuk organik.
Pupuk organik ini dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah secara alami, yang tentunya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia.
Namun, meskipun potensi tersebut ada, sebagian besar petani belum memanfaatkan sisa panen mereka dengan optimal.
Salah satu penyebab utama dari masalah ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam membuat pupuk organik.
Permasalah yang dihadap oleh petani di Desa Bontobiraeng Selatan adalah sebagian besar petani belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai manfaat dan cara pembuatan pupuk organik.
Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk pelatihan dan penyuluhan yang dapat meningkatkan keterampilan para petani dalam mengolah sisa panen menjadi pupuk yang bernilai ekonomi.
Selain itu, ketidaktahuan mengenai keuntungan dari pembuatan pupuk sendiri dan potensi tambahan penghasilan dari penjualan pupuk organik juga menjadi faktor penghambat.
Tim PKM RisetMu Batch VII dari Unismuh Makassar yang diketuai oleh Dr. Ir. Kasifah, M.P., bersama anggota timnya Hasriani, S. TP., M. Si, Wardah, SE., ME, dan mahasiswa pendamping Rizal Nurdin dan Nanda Safira.
Bekerja sama dengan Kelompok Tani Anassappu di Desa Bontobiraeng Selatan, melaksanakan penyuluhan dan pelatihan yang berfokus pada peningkatan keterampilan petani dalam mengolah sisa panen menjadi pupuk kompos yang berguna.
Program ini juga bertujuan untuk mengedukasi para petani mengenai manfaat pupuk organik serta memberikan peluang usaha tambahan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Prodi Agroteknologi Unismuh Makassar yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan pupuk organik.
Mahasiswa tidak hanya mempelajari cara pembuatan pupuk dari sisa tanaman, tetapi juga diberikan wawasan tentang bagaimana menjaga kesuburan tanah secara organik. Kegiatan ini sejalan dengan program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi kewirausahaan mahasiswa.
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan pemahaman petani tentang keuntungan menggunakan pupuk organik. Selain lebih ramah lingkungan, pupuk organik juga lebih terjangkau dibandingkan pupuk kimia.
Dengan pemahaman ini, diharapkan petani akan mulai memproduksi pupuk organik dari sisa panen mereka.
Bahkan, jika produk tersebut dijual, hal ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan bagi mereka.
Pada tahap pertama, kegiatan ini telah menghasilkan sejumlah temuan positif. Petani sangat antusias mengikuti penyuluhan dan inovasi baru yang diperkenalkan, seperti pembuatan pupuk organik.
Selain itu, kelompok tani juga aktif dalam berpartisipasi dalam seluruh proses pengabdian, dari penyuluhan hingga pembuatan kompos.
Sisa panen yang sebelumnya dianggap sebagai limbah kini dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual. Misalnya, jerami padi yang biasanya dibakar, kini dapat diubah menjadi kompos yang bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah.
Dalam jangka panjang, ini tidak hanya mengurangi biaya produksi petani tetapi juga mendukung keberlanjutan pertanian di daerah tersebut.
Meskipun program ini berhasil membawa perubahan positif, beberapa kendala tetap ada.
Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan semangat para petani dan tim PKM RisetMu serta mahasiswa yang terlibat dalam program ini.
Ke depannya, tim pengusul berharap untuk mengembangkan lebih lanjut pemahaman dan keterampilan petani dengan memperkenalkan teknik pembuatan pupuk organik cair serta pestisida nabati.
Selain itu, pembentukan kelompok tani organik diharapkan dapat memperkuat keberlanjutan produksi pupuk organik, bahkan menjadikannya sebagai bisnis yang menguntungkan.
Selain itu, rencana pengembangan lainnya adalah peningkatan motivasi dan kewirausahaan di kalangan petani agar mereka bisa memasarkan pupuk organik ke pasar yang lebih luas.
Program ini juga direncanakan untuk diperluas dengan melibatkan lebih banyak kelompok tani di wilayah lain, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak petani di Kabupaten Gowa.
Program ini menunjukkan bahwa melalui kolaborasi antara universitas, mahasiswa, dan petani, terdapat peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan lingkungan.
Dengan pengelolaan sisa panen yang tepat, para petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, menjaga kesuburan tanah, serta membuka peluang usaha baru.
Melalui program ini, diharapkan para petani di Desa Bontobiraeng Selatan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah mereka.***