BERITASEMBILAN.Com-Takalar. Para dosen yang mengajar ilmu-ilmu kesehatan di kampus masing-masing bergabung dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Nasional XI Aliansi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (ADPERTISI)
PKM Nasional XI ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Takalar, Kamis 10 Juli 2025 dan dibuka langsung oleh Sekertaris Desa Bonto Kassi, Miftach Farid, S.Si.
Pada sambutannya Miftach Farid mengucapkan terimakasih atas kehadiran para Dosen ADPERTISI di Desa Bonto Kassi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan memberi pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan gula darah secara gratis.
Dosen pendamping PKM Nasional ADPERTISI 2025 di Desa Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan, Nurbeti, S.ST, M.Adm.Kes. sekaligus pemateri pada kesempatan itu mengucapka terima kasih atas penerimaan serta antusias masyarakat untuk hadir dalam kegiatan ini.
Pada sosialisasi dan penyuluhan ini ada tiga materi dipaparkan kepada warga, yakni : pertama, Pemanfaatan limbah tulang ikan sebagai sumber Hidroksiapatit Untuk Aplikasi Biomedis” dengan juru bicara Dr. Fendi, S.Si., M.Si.
Kedua, Penyuluhan Pangan Fungsional Sebagai Penunjang Terapi Non Farmakologis bagi Penderita Diabetes dengan juru bicara Apt. Sitti Fauziah Noer, S.Si., M.Kes.,.
Pemateri ketiga, Penyuluhan Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Perubahan Struktur Ginjal Pada Citra USG” dengan juru bicara Nurbeti, S.ST (USG)., M.Adm.Kes.
Dr. Fendi pada materinya menjelaskan, limbah tulang ikan merupakan sisa ikan yang tidak dimakan, biasanya dibuang, akan tetapi sebenarnya memiliki potensi besar yang bisa diolah dan bermanfaat.
Limbah ikan biasanya menumpuk ditempat sampah, dan menimbulkan bau serta pencemaran. Solusinya, dapat diolah menjadi hidroksiapatit karena mengandung kalsium dan fosfat.
Dr. Faridah menambahkan jika Hidroksiapatit dalam dunia medis dapat digunakan sebagai bahan tambalan gigi, pelapis implant tulang, dan campulan menyambung tulang yang patah.
Fauzia dalam materi kedua menjelaskan bahwa diabetes melitus merupakan kondisi kronis yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi secara persisten. Diabetes Melitus dikenal ada 2 macam yaitu tipe 1 yaitu autoimun dan tipe 2 yang merupakan kadar gula darah tinggi akibat resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak cukup.
Komplikasi yang mungkin terjadi sangat serius jika tidak dikelola dengan baik, beberapa diantaranya : jantung, strok, kerusakan ginjal, neuropati & kebutaan.
Pangan fungsional dapat berperan sebagai terapi non-farmakologis untuk penderita diabetes, membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pangan fungsional, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan, kaya akan nutrisi dan senyawa bioaktif yang bermanfaat.
Dr. Mukriani menambahkan peran pangan fungsional terhadap penderita diabetes yaitu mengontrol gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, mencegah komplikasi dan penyediaan.
Nutrisi penting sehingga penderita diabetes dapat mengurangi ketergantungan obat, efek samping lebih rendah, gaya hidup sehat, dan pendekatan holistik,
Nurbeti dalam paparan menjelaskan diabetes mellitus memiliki hubungan erat dengan organ ginjal. Beberapa diantaranya, diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal, yang dapat mengganggu fungsi ginjal dalam menyaring darah dan menghilangkan zat-zat sisa.
Diabetes dapat menyebabkan nefropati diabetik, suatu kondisi di mana ginjal menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Nefropati diabetik dapat menyebabkan gagal ginjal kronis.
Selain itu diabetes juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang dapat memperburuk kerusakan pada ginjal. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada saraf ginjal, yang dapat mengganggu fungsi ginjal dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Adanya deteksi dini melalui pemeriksaan Ultrasonografi (USG) ginjal maka mengidentifikasi penurunan ukuran ginjal dimana ginjal dapat menjadi lebih kecil karena kerusakan pada jaringan ginjal.
Penebalan korteks ginjal dapat menjadi lebih tebal karena fibrosis atau penumpukan jaringan ikat. ginjal dapat menunjukkan perubahan eko tekstur yang tidak normal, seperti peningkatan eko genisitas atau penurunan eko genisitas, dan diabetes dapat meningkatkan risiko pembentukan kista ginjal.
Nurul Auliyaa juga menambahkan bahwa arteri ginjal dapat menunjukkan perubahan seperti stenosis atau penebalan dinding arteri.
Selain itu Nurul Jannah menjelaskan namun perlu diingat bahwa gambaran USG ginjal pada diabetes melitus dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kerusakan ginjal dan adanya komplikasi lainnya. Pemeriksaan USG ginjal dapat membantu dokter untuk memantau kondisi ginjal dan membuat diagnosis yang lebih akurat.
Kelompok 7 PKM Nasional XI ADPERTISI di Desa Bonto Kassi Takalar, dengan dosen pendamping Nurbeti, S.ST, M.Adm.Kes dari Politeknik Muhammadiyah Makassar.
Para anggota kelompok 7 yakni; Apt. Sitti Fauziah Noer, S.Si., M.Kes. (Universitas Islam Makassar), Dr. Fendi, S.Si., M.Si. (STIP Wuna), Nurul Jannah J, S.Si., M.Si. (Politeknik Muhammadiyah Makassar), Dr. Apt. Mukriani, S.Si.,M.Kes (STIKES Gunungsari Makassar ).
Dr. Harniati, S. Kep, Ns., M. Kes., M.Si. (Universitas Islam Makassar), Dr. Farida Tandi Bara, S.Si.T., M.Keb. (STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya), Nurul Auliyaa Hasbi, S.Tr.Kes.(Rad).M.Tr.ID (Politeknik Muhammadiyah Makassar).
Dr. Tahirah Hasan, M.Si. (Universitas Islam Makassar), Yasnidar, S.Si., M. Si. (Universitas Islam Makassar), dan Indri Astuti Purwanti, S.ST M.Kes. (Universitas Muhammadiyah Semarang). ***