Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Ragam

Gambarku Bergerak, Aku Senang: Inovasi Astria, S.Pd Guru TK PGRI Melati Bapangi Sidrap Hadirkan Pembelajaran AI untuk Anak Usia Dini

×

Gambarku Bergerak, Aku Senang: Inovasi Astria, S.Pd Guru TK PGRI Melati Bapangi Sidrap Hadirkan Pembelajaran AI untuk Anak Usia Dini

Share this article
Example 468x60

BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Siapa bilang teknologi hanya untuk orang dewasa? Di tangan kreatif seorang guru TK, teknologi kecerdasan buatan (AI) justru menjadi jembatan untuk menumbuhkan imajinasi, literasi digital, dan kemampuan motorik anak usia dini. Inovasi ini hadir di TK PGRI Melati Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang, melalui kegiatan bertajuk “GEBRAS – Gambarku Bergerak, Aku Senang.”. Inovasi digagas oleh Astria, S.Pd, guru kelas di TK PGRI Melati Bapangi Sidrap.

Temuan ini mengantar Astria mewakili Guru TK Kabupaten Sidrap pada ajang kompetisi Anugerah Guru Prima (AGP) PGRI Sulsel 2025 di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Makassar, Jalan Adiyaksa, Senin 3 Nopember 2025 dan meraih juara III.

Example 300x600

Inovasi GEBRAS  berawal dari keprihatinan terhadap kebiasaan anak-anak yang lebih tertarik pada gawai dibandingkan kegiatan menggambar manual. “Saya ingin anak-anak tetap menikmati kegiatan menggambar, tapi dengan pendekatan yang sesuai dunia mereka yang akrab dengan teknologi,” ujar Astria.

Melalui kegiatan “GEBRAS”, anak-anak diajak menggambar bebas di kertas sesuai tema pembelajaran, seperti “Diriku” atau “Sekolahku”. Setelah gambar selesai, hasil karya mereka difoto dan diunggah ke aplikasi Animated Drawing berbasis AI. Aplikasi ini kemudian mengubah gambar menjadi animasi bergerak, menampilkan karya anak-anak seolah “hidup” di layar proyektor.

Momen ketika gambar mulai bergerak menjadi sorotan utama di kelas. Anak-anak bersorak gembira melihat hasil karyanya menari di layar. “Lihat, gambarku jalan!” teriak salah satu anak dengan penuh semangat. Antusiasme itu, menurut Astria, menjadi bukti bahwa teknologi bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan motivasi belajar sejak dini.

Tantangan di Tengah Keterbatasan

Meski ide ini terdengar modern, pelaksanaannya tidak lepas dari tantangan. Sekolah hanya memiliki satu laptop dan satu proyektor untuk seluruh kelas. Guru pun harus bergantian menggunakan perangkat. Namun keterbatasan itu tidak menjadi penghalang.

Astria mengatur jadwal penggunaan alat secara efisien dan melibatkan rekan guru serta kepala sekolah untuk membantu teknis kegiatan. “Kami belajar bersama cara menggunakan aplikasi AI. Awalnya memang butuh waktu, tapi hasilnya luar biasa,” tuturnya.

Selain itu, guru juga berperan penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara edukatif, bukan sekadar hiburan. Anak-anak dibimbing untuk fokus pada proses menggambar dan memahami makna gerak yang ditampilkan oleh animasi.

Dampak Positif untuk Anak

Hasil kegiatan menunjukkan dampak yang menggembirakan. Anak-anak menjadi lebih kreatif, aktif, dan percaya diri. Kemampuan motorik halus terasah saat mereka menggambar, sedangkan motorik kasar berkembang melalui aktivitas menirukan gerakan animasi di layar.

“Selain senang menggambar, anak-anak juga mulai mengenal fungsi teknologi secara positif. Mereka tahu bahwa laptop bukan hanya untuk menonton, tapi juga untuk berkarya,” jelas Astria.

Guru-guru lain pun mulai tertarik menerapkan metode serupa. “Kegiatan ini jadi inspirasi bagi kami. Ternyata dengan alat sederhana, pembelajaran bisa terasa luar biasa,” ujar salah satu guru sejawat dalam refleksi bersama.

Menumbuhkan Literasi Digital Sejak Dini

Kegiatan “GEBRAS” bukan sekadar hiburan visual, tetapi langkah awal mengenalkan literasi digital kepada anak-anak. Dalam kegiatan ini, mereka belajar bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengekspresikan diri secara kreatif dan produktif.

“Anak-anak kini tumbuh di dunia digital. Tugas kita sebagai guru bukan melarang, tapi mengarahkan agar teknologi menjadi sarana pembelajaran yang bermakna,” kata Astria penuh keyakinan.

Refleksi: Inovasi dari Hati Guru

Bagi Astria, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga. Ia menyadari bahwa inovasi pendidikan tidak selalu menuntut fasilitas canggih, tetapi lahir dari semangat guru untuk beradaptasi dan bereksperimen.

“Teknologi hanyalah alat. Yang membuatnya hidup adalah cara kita menggunakannya dengan cinta dan niat mendidik,” ujarnya. Melalui kegiatan ini, Astria juga merasa kemampuannya dalam literasi digital dan kreativitas pedagogis semakin berkembang.

Inspirasi  Pendidikan Anak Usia Dini

Keberhasilan “GEBRAS” di TK PGRI Melati Bapangi kini menjadi contoh nyata bahwa pembelajaran berbasis AI dapat diterapkan dengan cara sederhana dan menyenangkan. Inovasi ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar anak, tetapi juga menumbuhkan semangat kolaborasi di kalangan guru.

Kepala sekolah dan guru sejawat berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan dikembangkan menjadi program sekolah berbasis teknologi kreatif. “Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berinovasi. Justru dari keterbatasanlah ide besar sering lahir,” tutup Astria. ***

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *