Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Ragam

Dr. Sumbo Tinarbuko Bahas Seni Personal Branding di Rumah Buku SaESA

×

Dr. Sumbo Tinarbuko Bahas Seni Personal Branding di Rumah Buku SaESA

Share this article
Example 468x60

BERITASEMBILAN.Com-Bulukumba. Program Sore Bercerita kembali hadir dengan nuansa reflektif dan penuh makna. Kali ini, Rumah Buku SaESA menghadirkan tokoh penting dalam dunia Desain Komunikasi Visual (DKV), Dr. Sumbo Tinarbuko, dalam edisi keempat Pengajian Seni DKV bertema “Personal Branding”.

Suasana sore yang tenang di Bulukumba, percakapan digital melalui Google Meet itu menjelma menjadi ruang belajar bersama tentang citra, makna, dan jati diri. Program yang telah berlangsung sejak September ini bukan sekadar diskusi seni, tetapi telah menjadi identitas khas Rumah Buku SaESA — sebuah ruang reflektif yang menautkan seni, ilmu, dan kesadaran diri.

Example 300x600

Meski kegiatan sempat mundur dua puluh menit akibat kendala jaringan, semangat peserta tidak surut. Dr. Sumbo membuka perbincangan dengan kalimat yang segera menjadi benang merah diskusi sore itu:

“Tanpa disadari, orang tua kita sudah membanding sejak kita lahir — melalui nama.”

Menurutnya, istilah “membanding” tidak sekadar membedakan, tetapi juga membangun identitas diri. Dalam konteks desain, hal itu berarti menata huruf, warna, dan bentuk untuk membentuk makna visual yang khas.

Dr. Sumbo menegaskan bahwa personal branding bukan sekadar tampilan luar, melainkan pernyataan tentang nilai dan diferensiasi diri. “Seorang desainer yang ingin dikenal sebagai ilustrator, misalnya, harus membanding dirinya dengan fokus yang konsisten pada ilustrasi. Dari situlah publik akan mengenal: inilah dia,” tuturnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kepercayaan adalah hasil dari personal branding yang terjaga. “Kepercayaan tidak bisa dibeli. Ketika kita dipercaya, jaringan sosial akan meluas,” ujarnya. Dalam dunia digital yang penuh kebisingan visual, personal branding menjadi jangkar yang menjaga konsistensi dan keaslian diri.

Sebagai penutup, Dr. Sumbo berpesan kepada para desainer muda agar membangun nama dan reputasi dengan keotentikan:

“Kalau desainer ingin membanding diri, maka ciptakan diri anda dengan spesialisasi yang otentik. Desainer komunikasi visual tidak mencari honor, tetapi harus mencari nama.”

Sementara itu, Sakkir dari Rumah Buku SaESA menutup sesi dengan refleksi yang menggema:

“Sore Bercerita telah mengajak kita untuk melihat dan memahami apa itu personal branding. Semoga pada era digital ini kita tak lupa membranding diri pada hal-hal yang positif.”

Melalui Sore Bercerita #4, Rumah Buku SaESA kembali menegaskan perannya sebagai wadah literasi dan seni yang hidup — tempat orang-orang belajar bukan hanya tentang karya, tetapi juga tentang bagaimana menemukan dan memaknai diri di tengah dunia visual yang serba cepat.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *