Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini Buku

Kebangkitan Nasional di Era Digital: Menyalakan Lentera Budaya dalam Dunia Pendidikan

×

Kebangkitan Nasional di Era Digital: Menyalakan Lentera Budaya dalam Dunia Pendidikan

Share this article
Example 468x60

Oleh: Andi Sukri Syamsuri

Wakil Rektor I Unismuh Makassar

Example 300x600

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei bukan hanya catatan sejarah, tetapi menjadi titik tolak refleksi tentang arah masa depan bangsa.

Di era digital yang terus melaju, kebangkitan nasional perlu dimaknai lebih luas: bukan sekadar kemajuan teknologi atau ekonomi, tetapi juga kebangkitan budaya sebagai fondasi karakter dan jati diri bangsa, terutama dalam dunia pendidikan.

Dalam pusaran globalisasi dan banjir informasi digital, pendidikan memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga nilai-nilai budaya agar tetap hidup dan relevan.

Kearifan lokal seperti siri’ na pacce dalam budaya Bugis-Makassar, yang menekankan harga diri dan solidaritas sosial, menjadi warisan moral yang sangat dibutuhkan di era yang kerap permisif dan individualistik. Nilai-nilai ini harus dihidupkan kembali melalui sistem pendidikan yang mengakar pada budaya.

Teknologi tidak boleh diposisikan sebagai ancaman budaya, melainkan sebagai jembatan untuk melestarikan dan memperkuatnya.

Digitalisasi aksara Lontara, pengemasan cerita rakyat dalam bentuk animasi atau game edukatif, hingga pembuatan konten kreatif berbasis tradisi lokal adalah contoh konkret integrasi budaya dan teknologi.

Dengan pendekatan ini, generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta nilai yang membumikan warisan budaya dalam ruang digital global.

Pendidikan digital berbasis budaya bukan semata tentang penguasaan perangkat, tetapi tentang membentuk manusia utuh—cerdas, berkarakter, dan beridentitas. Kurikulum dapat diarahkan agar siswa membuat aplikasi cerita rakyat, merekam podcast sejarah lokal, atau membuat vlog budaya daerah. Proyek semacam ini membangun kebanggaan identitas dan meningkatkan kompetensi abad ke-21.

Tak kalah penting, pendidikan orang dewasa juga harus dilibatkan dalam arus kebangkitan ini. Melalui pendekatan andragogi, masyarakat dewasa dapat belajar mandiri dengan menjadikan pengalaman hidup sebagai sumber pengetahuan. Platform daring seperti kelas mikro atau pelatihan UMKM berbasis budaya lokal memungkinkan transfer keterampilan sekaligus pelestarian identitas. Produk kerajinan tradisional dapat diangkat melalui marketplace digital, memperkuat ekonomi sekaligus eksistensi budaya.

Kebangkitan nasional sejati adalah kebangkitan yang membumi—yang berpijak pada kekayaan lokal dan melangkah ke cakrawala global. Generasi “dua kaki”—satu berpijak pada nilai budaya, satu melangkah dengan teknologi—adalah jawaban atas tantangan masa kini. Dalam konteks ini, pendidikan menjadi ruang strategis untuk menyalakan kembali lentera budaya agar tidak padam diterpa angin zaman.

Saat kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, mari pastikan bahwa langkah kita ke masa depan selalu bertolak dari akar budaya yang kuat. Dengan budaya sebagai arah dan teknologi sebagai kendaraan, kita bangun masa depan Indonesia yang tangguh, cerdas, dan bermartabat. ***

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *