MAKASSAR – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, mendorong Akademi Ilmu Gizi Indonesia (AIGI) YPAG untuk segera mengembangkan pendidikan vokasi dengan mendirikan politeknik.
Andi Lukman menyampaikan ini saat menghadiri acara wisuda ke-40 Diploma Tiga (D3) Ahli Madya Gizi AIGI Makassar, yang ia sebut sebagai momen monumental di M-Regency Hotel Makassar, Kamis 25 September 2025.
“Wisuda ini bukan hanya puncak proses akademik, tetapi juga saatnya kita memberi penghargaan kepada penyelenggara atas semua upaya yang telah dilakukan. Mari kita kobarkan lagi semangat kebersamaan untuk melangkah lebih jauh,” ujarnya.
Menurutnya, AIGI sudah memiliki aset luar biasa, termasuk lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kampus. Ia menegaskan tidak perlu lagi menjadi akademi, tidak perlu jadi Institut tetapi fokus saja pada pendidikan vokasi Politeknik.
“Saya tunggu minggu depan, Kamis, bentuk tim kerja untuk memulai rencana pendirian pendidikan vokasi politeknik. Ini bisa menjadi kado ulang tahun AIGI sekaligus momentum untuk kembali bangkit berjaya, ” kata Andi Lukman.
Dia menekankan pentingnya mencetak lulusan siap kerja dan berkarakter. “Pendidikan vokasi jangan terlalu lama di kampus. Paling lama dua tahun, selebihnya praktik di industri. Dulu ketika Program Merdeka Belajar memberi peluang besar untuk itu,” jelasnya.
Andi Lukman juga menyinggung kebutuhan tenaga gizi untuk mendukung program nasional penanganan stunting dan program makan bergizi gratis. “Ini peluang besar, tidak ada alasan untuk berhenti. AIGI harus memanfaatkan momentum ini,” tambahnya.
Selain pengembangan lembaga, ia mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Dosen yang masih S2 harus didorong melanjutkan ke S3. Semua harus bergelar doktor. Dosen juga harus produktif menulis agar bisa meraih guru besar.
Selama saya memimpin LLDIKTI, sudah lahir 141 guru besar, dan kita ingin jumlahnya terus bertambah,” katanya. Ia menutup sambutan dengan pesan agar pendidikan tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga mengantarkan mahasiswa siap bekerja.
“Hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang akan bertahan. Pendidikan harus menjawab kebutuhan dunia kerja,” tutupnya.***