BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Program literasi SuarAsaESA kembali hadir dengan edisi kelima yang mengangkat tema “Masihkah Dongeng di Sekolah?”.
Acara ini disiarkan langsung melalui Instagram, Kamis 25 September 2025
pada pukul 17.00–18.00 WITA dan menghadirkan pendongeng asal Bandung, Mba Deta, sebagai narasumber utama.
Diskusi yang berlangsung hangat, Mba Deta menyampaikan bahwa dongeng bukan hanya untuk anak-anak, tetapi dapat dinikmati oleh semua usia.
Menurutnya, dongeng memiliki peran penting dalam menumbuhkan imajinasi dan memperkuat koneksi emosional antara pendengar dan pesan yang disampaikan. “Dongeng itu bukan hanya untuk anak kecil, tetapi untuk semua usia,” ujarnya.
Pendamping diskusi, Sakkir, menambahkan bahwa dongeng juga mampu menjadi jembatan untuk memahami pengetahuan yang sulit dijangkau melalui teks akademis.
Ia menilai bahwa kekuatan dongeng terletak pada kemampuannya menghidupkan kembali pengalaman rasa serta mengaktifkan daya pikir kritis dan empati pendengar.
Mba Deta juga menekankan pentingnya mengambil inspirasi cerita dari kearifan lokal. Ia menyebut bahwa budaya dan tradisi masyarakat setempat bisa menjadi sumber cerita yang kaya dan bermakna.
“Misalnya makanan lokal atau cerita legenda, bisa kita angkat menjadi dongeng agar lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta,” jelasnya.
Acara ini ditutup dengan harapan agar dongeng tetap diberikan ruang di sekolah, tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bagian dari pendekatan literasi yang lebih humanis.
Dongeng dianggap mampu memperkuat imajinasi, kepekaan sosial, dan identitas budaya sejak dini.
Pertanyaan mendasar dari diskusi ini pun kembali ditegaskan: masihkah dongeng hadir di sekolah? Sebuah refleksi penting bagi dunia pendidikan untuk terus membuka ruang bagi metode pembelajaran yang menyentuh sisi kemanusiaan siswa.***