BERITASEMBILAN.Com-Enrekang. Pada dunia pendidikan, sosok guru seringkali dikenal melalui dedikasinya mengajar di ruang kelas. Namun tidak demikian bagi Rusmin Rosman, S.Pd, guru Prakarya MTsN 2 Enrekang yang tak hanya mengabdikan diri sebagai pendidik, tetapi juga terus menunjukkan kemampuan artistiknya, terutama dalam dunia tarik suara.
Lelaki kelahiran Belajen Utara, 25 Februari 1991, yang akrab disapa Umming ini baru saja mencatatkan prestasi gemilang. Ia meraih Juara 1 Lomba Menyanyi Solo PORSENIJAR PGRI Enrekang 2025, setelah tampil memukau di hadapan dewan juri dan penonton. Dengan suara khas yang kuat dan karakter vokal stabil, penampilannya dianggap sebagai salah satu yang paling emosional dan berkesan sepanjang kompetisi.
Mengenal Perjalanan Awal dan Dunia Pendidikan
Umming menamatkan pendidikan dasar di MI Guppi Kambiolangi (1998–2004), melanjutkan ke MTsN Alla (2004–2007), dan kemudian menyelesaikan pendidikan menengah di SMAN 1 Alla pada 2010.
Minatnya pada seni membawanya menempuh pendidikan tinggi di Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) pada tahun 2011. Perjalanannya di kampus berlangsung panjang hingga ia diwisuda pada 2018.
Semasa kuliah, ia dikenal aktif berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Seni Rupa, serta terlibat dalam berbagai kegiatan seni dan acara jurusan, termasuk tampil bernyanyi dalam peringatan ulang tahun HMJ 2011/2012.
Talenta Bernyanyi yang Tak Pernah Padam
Meski menempuh pendidikan seni rupa, kecintaan Umming pada dunia tarik suara telah tumbuh jauh sebelumnya. Sejak mahasiswa baru, ia sudah mengikuti lomba menyanyi dan sempat meraih juara.
Pada momentum besar Muktamar Muhammadiyah ke-101 di Unismuh Makassar, ia mendapat kesempatan tampil solo di panggung utama—kesempatan yang membuat namanya semakin dikenal di lingkungan kampus.
Selepas menjadi guru, ia tetap mempertahankan hobi bernyanyinya. Ia beberapa kali meraih juara dalam lomba menyanyi tingkat kecamatan Alla, termasuk pada ajang PGRI. Dalam berbagai perayaan, seperti Hari Kemerdekaan, ia juga sering didaulat tampil menghibur masyarakat.
Prestasi Terbaru dan Persiapan Menuju Level Provinsi
Kemenangan di PORSENIJAR PGRI Enrekang 2025 menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan karier seninya. Selama dua minggu, ia menyiapkan penampilan secara intensif—mulai dari olah vokal hingga penghayatan lagu.
“Saya tidak menyangka bisa mendapat juara pertama. Ini pencapaian yang membuat saya semakin percaya diri,” ujarnya.
Berhasilnya Umming tak lepas dari dukungan kuat Ketua PGRI Cabang Alla, Harianto, S.Ag., M.Pd, yang terus mendorongnya mengikuti kompetisi hingga meyakinkannya menghadapi tingkat kabupaten.
Berkat kemenangan tersebut, ia kini bersiap untuk mewakili Kabupaten Enrekang ke PORSENIJAR PGRI Provinsi Sulawesi Selatan 2026 yang dijadwalkan berlangsung di Sidrap.
Ia mulai membangun rutinitas latihan teratur untuk menjaga kualitas suara. “Persiapan menuju tingkat provinsi tentu lebih besar. Saya ingin memberikan hasil terbaik untuk daerah,” katanya.
Mengabdi Sebagai Guru dan Terus Berkarya
Sudah enam tahun Umming mengabdikan diri sebagai guru Prakarya di MTsN 2 Enrekang. Di sekolah, ia dikenal dekat dengan siswa dan aktif mengembangkan kreativitas peserta didiknya.
Baginya, menjadi guru bukan hanya mengajar, tetapi juga memberikan contoh bahwa bakat harus terus diasah. Ia percaya, potensi seni yang dimiliki seseorang dapat menjadi kekuatan besar untuk menginspirasi lingkungan sekitar.
Biodata Singkat Rusmin Rosman, S.Pd
- Nama: Rusmin Rosman
- Nama Panggilan: Umming
- Tempat & Tanggal Lahir: Belajen Utara, Enrekang, 25 Februari 1991
- Alamat: Belajen Utara, Kambiolangi
- Pendidikan: S.Pd – Pendidikan Seni Rupa, Unismuh Makassar
- Profesi: Guru Prakarya, MTsN 2 Enrekang (6 tahun)
- Hobi: Traveling, Bernyanyi
- Keahlian: Mengajar di madrasah, menyanyi
- Motto: “Jangan sembunyikan bakatmu, jika di sekitarmu bahagia dengan apa yang kau miliki.”
Perjalanan panjang dari panggung kampus hingga ajang resmi PGRI, Rusmin Rosman menjadi salah satu contoh guru muda yang mampu memadukan profesionalisme dan passion. Ia menunjukkan bahwa bakat bukan hanya untuk dinikmati diri sendiri, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.***
