Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Ragam

Pegiat Lingkungan Minta Produsen dan Pemerintah Bulukumba Hentikan Polusi Plastik di Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

×

Pegiat Lingkungan Minta Produsen dan Pemerintah Bulukumba Hentikan Polusi Plastik di Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Share this article
Example 468x60

BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Memperingati Hari Lingkungan Hidup Dunia jatuh Jumat  5 Juni 2025, sebanyak 30 relawan dari berbagai komunitas peduli lingkungan dan institusi pendidikan di Bulukumba menggelar kegiatan brand audit sampah di tiga sungai yang ada Bulukumba yakni;  Sungai Bialo, Sungai Bijawang, dan Sungai Balantieng.

Kegiatan ini bertujuan mendesak pertanggungjawaban produsen terhadap kemasan plastik yang mereka hasilkan, sejalan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 15 yang menyebutkan bahwa produsen bertanggung jawab atas kemasan dan/atau barang yang sulit diurai atau tidak dapat diurai.

Example 300x600

Para relawan yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari Kebun Bersama, Ecoton, Siring Bambu, Komunitas Pemuda Desa Bialo, Relawan Gesit, SMKN 10 Bulukumba, dan MTsN Guppi Bontonyeleng.

Mereka bahu-membahu menyusuri titik-titik krusial di masing-masing sungai. Di Sungai Bialo, pengambilan sampel dilakukan di belakang Taman Kuliner Desa Bialo yang menjadi lokasi pembuangan masyarakat. Sementara itu, di Sungai Bijawang dan Sungai Balantieng, sampel diambil di bawah jembatan.

Menggunakan metode transek sepanjang 100 meter, tim relawan secara teliti mengumpulkan dan mengidentifikasi sampah kemasan saset yang ditemukan. Dari total area penelitian, para relawan berhasil mengumpulkan sebanyak 900 sampah sachet.

Hasil brand audit menunjukkan bahwa  produsen besar menjadi penyumbang utama pencemaran sampah saset di ketiga sungai tersebut

Kegiatan brand audit ini menjadi penekanan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah tidak hanya dibebankan kepada pemerintah dan masyarakat.

Produsen memiliki peran krusial dalam mengurangi jejak plastik mereka melalui inovasi kemasan seperti meredesain kemasan plastik menjadi sistem penjualan isi ulang.

“Hari Lingkungan Hidup bukan hanya tentang seremoni, tetapi juga tentang aksi nyata dan desakan pertanggungjawaban,” ujar Fadiatul Ramadani (24) dari Relawan Gesit Bulukumba.

“Hasil brand audit ini adalah bukti konkret bahwa produsen harus lebih serius dalam mengelola limbah kemasan mereka. Ini adalah langkah awal kami untuk menuntut solusi jangka panjang demi keberlanjutan lingkungan Bulukumba.

Menyikapi hasil audit ini, “Data dari brand audit ini sangat berharga. Hal Ini menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak dalam mengatasi persoalan sampah. Pemerintah daerah harus berkomitmen untuk memperketat pengawasan dan mendorong implementasi regulasi Extended Producer Responsibility (EPR) agar produsen turut serta aktif dalam siklus pengelolaan sampah dari produk mereka.

Arwan sarkasih (26 tahun) pegiat Lingkungan Bialo  mengatakan jika Data hasil brand audit yang di lakukan akan di serahkan ke Pemerintah Daerah Bulukumba untuk segera menindak lanjuti dengan mengirim surat ke 5 produsen terbanyak yang kami temukan.

Kami berharap pemerintah daerah Bulukumba juga ikut mendorong produsen untuk bertanggung jawab terhadap sampah di Bulukumba sesuai dengan amanat undang undang.

Aedil faizin (26 tahun) dari komunitas siring bambu yang ikut dalam kegiatan brand audit menyampaikan jika sampah  di ambil dari sungai yang di buang sembarangan oleh masyarakat karena tidak adanya fasilitas pengelolaan sampah, makanya kami menemukannya di bawah jembatan sungai.

Aedil menambahkan jika dari kegiatan brand audit produsen bisa bertanggung jawab menghentikan polusi plastik yang di hasilkan dari produksinya. Bisa dengan mengganti pilihan produknya yang lebih ramah lingkungan, tutup Aedil.

Firly Mas’ulatul Janah, peneliti ecoton menyatakan jika dari hasil kajian yang di lakukan Yayasan Ecoton terkait  ermasalahan sampah di Bulukumba di temukan bahwa ada sekitar 300 ton sampah yang di hasilkan dari Masyarakat Bulukumba saat ini.

Hasil itu di hitung dari jumlah rata rata konsumsi setiap orang di kalikan dengan jumlah penduduk Bulukumba yang mencapai 475 ribu jiwa. Data secara nasional menyebutkan rata rata konsumsi sampah setiap orang di Indonesia adalah 0,68 Kg/hari, jika di kalikan dengan jumlah penduduk Bulukumba berarti ada sekitar 300 ton lebih Sampah setiap hari yang di hasilkan di bulukumba, katanya.

Filry menambahkan, angka tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah sampah yang masuk di TPA Borongmanempa Bulukumba berkisar 40 ton/hari.  Dari hasil penghitungan kami hanya 12 persen sampah yang terbuang ke TPA. Sedangkan 88 persen sampah masih terbuang sembarangan, tercecer maupun di bakar. Jadi tidak heran kalau di sepanjang jalan, sungai kita masih menemukan sampah yang di buang sembarangan, terang firly.

Firly menegaskan jika sungai harusnya Nihil dari sampah jika mengacu pada Lampiran Bakumutu PP 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan pengelolaan lingkungan Hidup.

Tetapi fakta sungai di Bulukumba ini masih belum merdeka dari sampah.  Firly berharap pemerintah daerah Bulukumba bisa segera menghentikan polusi plastik yang ada dengan melibatkan semua desa di barengi dukungan DPRD serta Bupati, serta segera di buat Peraturan Daerah tentang Pembatasan Plastik,  karena plastik bisa mengancam kesehatan dan lingkungan, tandasnya. ***

   
Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *