BERITASEMBILAN.Com-Bulukumba. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bulukumba menggelar Konferensi Kerja Pertama dengan penuh antusiasme dan semangat kebersamaan, Rabu 5 Nopember 2025 di Kota Bulukumba.
Acara ini menjadi momentum penting bagi para pendidik untuk memperkuat solidaritas, menyampaikan aspirasi strategis, serta menegaskan komitmen terhadap perlindungan profesi guru di tengah tantangan zaman.
Pembukaan konferensi mendapat perhatian luas karena dihadiri lengkap oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Hadir di antaranya Bupati Bulukumba, Ketua DPRD, Ketua Pengadilan Negeri, perwakilan Kementerian Agama, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Cabang Dinas Wilayah V, dan Pimpinan Cabang Bank Sulselbar. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata terhadap kiprah PGRI sebagai mitra strategis pemerintah di bidang pendidikan.
Ketua PGRI Kabupaten Bulukumba, Hj. Hamrina Andi Muri, S.Pd., M.Si dalam sambutannya menegaskan dua fokus utama yang menjadi prioritas perjuangan organisasi, yakni pembangunan Gedung Guru dan perlindungan hukum bagi guru.
“Gedung Guru adalah mimpi lama para pendidik Bulukumba sebagai wadah berkegiatan dan konsolidasi organisasi. Kami berharap dukungan dari Bapak Bupati, Kadis Pendidikan, dan Pimpinan Bank Sulselbar untuk bersama-sama mewujudkannya,” ujarnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya perlindungan hukum bagi guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Ketua PGRI meminta aparat penegak hukum agar berhati-hati dalam menangani kasus yang melibatkan guru, terutama jika berkaitan dengan tugas pengajaran di sekolah. “Kami ingin guru merasa aman dan terlindungi saat menjalankan tanggung jawabnya,” tegasnya.
Dari tingkat provinsi, Sekretaris Umum PGRI Sulawesi Selatan, Dr. Abdi, M.Pd., hadir memberikan arahan penting tentang peran ganda organisasi. Ia menegaskan bahwa PGRI bukan hanya wadah profesi, tetapi juga organisasi perjuangan.
“Sebagai organisasi perjuangan, solidaritas adalah hal utama. Jika ada satu yang terluka, maka seluruh anggota akan menunjukkan kepeduliannya,” ujarnya.
Sementara sebagai organisasi profesi, ia menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan dinamika pendidikan modern. “PGRI harus terus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman agar tidak tertinggal,” tambahnya.
Sambutan paling menarik perhatian datang dari Bupati Bulukumba, H. Andi Muchtar Ali Yusuf dengan suasana hangat dan penuh humor, Bupati menyatakan dukungan penuh terhadap para guru. “Kalau perlu, kita ‘demoi’ kalau ada guru yang sedang menjalankan tugas lalu dipermasalahkan secara hukum,” katanya disambut tawa dan tepuk tangan peserta.
Bernada berseloroh, Bupati juga menyebut dirinya sebagai “Gurunya Guru di Bulukumba.” Ia menjelaskan, “Saya adalah pembina Kepala Dinas Pendidikan, dan Kadisdik adalah pembina guru. Jadi secara hierarki, saya ini gurunya guru.”
Di akhir sambutannya, Bupati berbagi kisah ringan masa sekolahnya untuk mencairkan suasana, sembari mengingatkan para guru agar tetap menjadi teladan bagi peserta didik.
Melalui konferensi ini, PGRI Bulukumba menegaskan tekadnya untuk menjalankan program kerja lima tahun ke depan dengan fokus pada kesejahteraan, perlindungan, serta peningkatan profesionalisme guru di era digital.
Konferensi kerja ini sekaligus menjadi tonggak awal penguatan peran PGRI sebagai garda terdepan dalam menjaga martabat dan eksistensi profesi guru di Kabupaten Bulukumba. (sunardi).


















