Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Pendidikan

PKM Universitas Mandala Waluya Sulap Ikan Cakalang Jadi Nugget Bergizi di Desa Mowundo Konawe Utara

×

PKM Universitas Mandala Waluya Sulap Ikan Cakalang Jadi Nugget Bergizi di Desa Mowundo Konawe Utara

Share this article
Example 468x60

BERITASEMBILAN.Com-Konawe Utara. Program Studi Kewirausahaan dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Mandala Waluya melakukan  kerjasama harmonis dan berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.

Aksi yang digelar adalah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Mowundo, Kabupaten Konawe Utara, Senin 1 Oktober 2025.

Example 300x600

Pada kegiatan tersebut, tim PKM memperkenalkan produk olahan ikan cakalang dalam bentuk nugget bergizi  ditujukan untuk mengatasi rendahnya minat anak-anak dalam mengonsumsi ikan segar.

Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Dr. Andi Asri, SKM, M.Kes, kepada media Senin malam 1 Oktober 2025 menyatakan, inovasi ini hadir sebagai solusi praktis, sehat, dan menarik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, terutama di wilayah pesisir yang memiliki potensi hasil laut melimpah namun belum dimanfaatkan optimal untuk konsumsi keluarga.

Pihak kampus memberi perhatian besar diberikan pada isu kesehatan dan gizi anak-anak pesisir, katanya.

Salah satu sorotan penting  yang menekankan pentingnya asupan protein hewani berkualitas di usia emas anak-anak.

Target awal konsumen kami adalah anak usia 3–12 tahun, yakni usia emas pertumbuhan di mana kebutuhan akan protein, omega-3, dan mikronutrien sangat tinggi untuk mendukung perkembangan fisik dan kognitif, ujar Doktor Sosiologi Kesehatan UNM ini.

Inovasi produk ini tidak hanya menjawab tantangan gizi anak, tetapi juga menjadi alternatif cerdas bagi para orang tua.

Banyak orang tua kesulitan memberikan ikan dalam bentuk tradisional karena anak-anak menolak baunya atau teksturnya.

Hadirnya nugget ikan cakalang ini, orang tua memiliki pilihan sehat, praktis, dan tetap kaya gizi, tegasnya.

Produk ini dirancang mempertimbangkan kebutuhan gizi anak-anak yang sering kali tidak terpenuhi akibat keterbatasan akses atau penolakan anak terhadap menu makanan laut.

Kandungan DHA dan EPA, nugget cakalang diharapkan bisa mendukung perkembangan otak serta sistem saraf, sekaligus menjadi solusi pencegahan stunting dan defisiensi mikronutrien di usia pertumbuhan, tandasnya.

Para dosen Universitas Mandala Waluya juga mengajak masyarakat setempat, khususnya nelayan dan ibu rumah tangga, ikut terlibat dalam produksi dan distribusi produk ini sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi lokal.

Program ini sejalan semangat pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, di mana sektor kesehatan dan ekonomi digerakkan secara bersamaan untuk menciptakan perubahan yang nyata.

Ketua Program Studi Kewirausahaan, Dr. Sunita Firdayana, menambahkan saat ini ada  fenomena anak malas makan ikan cukup umum terjadi di banyak keluarga, terutama di Sultra.

Faktor utama menyebabkan anak malas makan ikan antara lain adalah rasa amis yang kuat, tekstur yang kurang disukai, bau ikan yang tajam, serta kurangnya variasi penyajian yang menarik bagi anak-anak.

Fakta lapangan ini memperkuat gagasan PKM  dengan mengolah ikan cakalang yang mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, katanya.

Omega-3 (DHA dan EPA)  sangat baik untuk perkembangan otak dan sistem saraf anak jadi produk olahan nugget bergizi, menarik dan mudah diterima oleh anak-anak.

Selain itu, produk ini  juga ditujukan untuk  para orang tua yang mencari solusi praktis dan sehat untuk memberikan protein hewani berkualitas kepada anak-anaknya dengan bentuk yang menarik, rasa yang disukai anak, serta nilai gizi tinggi dari ikan cakalang, tandasnya.

Pemasok ikan cakalang diambil langsung dari nelayan lokal Kota Kendari sehingga lebih segar, dan menjadikan produk lebih unggul dan berbeda dari yang lain, ungkapnya.

Menurut Ahsan Qasas, dosen sekaligus Kepala Laboratorium Kewirausahaan Universitas Mandala Waluya menyatakan,  Permasalahan kesejahteraan nelayan juga semakin kompleks ketika dikaitkan dengan menurunnya kualitas ekosistem pesisir.

Kerusakan terumbu karang, abrasi pantai, pencemaran laut, serta konversi kawasan mangrove untuk keperluan industri dan tambak telah mengurangi ketersediaan ikan di laut.

Akibatnya, hasil tangkapan nelayan menjadi semakin sedikit, sehingga berdampak langsung terhadap penghasilan dan ketahanan ekonomi keluarga mereka.

Kondisi seperti ini, kesejahteraan nelayan tidak hanya menjadi persoalan ekonomi, melainkan juga berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan hidup, katanya.***

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *