Makassar – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali menambah deretan profesor dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Agustan S., M.Pd. sebagai Guru Besar Pendidikan Matematika, Senin (29/9/2025) di Balai Sidang Muktamar ke-47 Unismuh Makassar.
Pengukuhan ini berlangsung dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa yang dipimpin langsung oleh jajaran rektorat, pimpinan universitas, serta dihadiri ribuan sivitas akademika.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Agustan membawakan tema: “Eksplorasi Strategi Pemecahan Masalah Berdasarkan Gaya Kognitif untuk Menumbuhkan Kemampuan Komunikasi-Reflektif Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika.” Ia menekankan pentingnya peran guru sebagai fasilitator berpikir kritis, bukan hanya pengajar rumus.
“Calon guru harus mampu merefleksikan langkah-langkah pemecahan masalah, bukan sekadar mencari jawaban benar. Dari situlah lahir kemampuan menuntun murid secara adaptif,” ungkapnya.
Rekam Jejak Akademik
Prof. Agustan lahir di Ujung Pandang tahun 1983. Ia menempuh pendidikan D2 PGSD/MI di STAIN Watampone (2005), melanjutkan S1 Pendidikan Matematika di STKIP Muhammadiyah Bone (2007), S2 Pendidikan Matematika (2012), hingga meraih gelar doktor di Universitas Negeri Surabaya pada 2017.
Karier akademiknya terus menanjak, mulai dari asisten ahli (2007), lektor (2015), lektor kepala (2022), hingga akhirnya mencapai jabatan tertinggi sebagai profesor pada akhir 2024. Saat ini, ia aktif mengajar di Program Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana Unismuh.
Di bidang penelitian, Prof. Agustan tercatat telah menghasilkan lebih dari 135 publikasi ilmiah, 20 di antaranya terindeks Scopus, dengan H-index 7. Ia juga menulis buku Metodologi Penelitian Kuantitatif (edisi 2025) dan aktif dalam penelitian internasional terkait keterampilan berpikir kreatif serta komunikasi matematika siswa.
Awal Amanah Baru
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rakhim Nanda, menegaskan bahwa gelar profesor bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan tanggung jawab akademik yang besar. “Profesor itu hampir sama dengan kiai. Ada kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Harus menjadi inspirasi bagi dosen muda dan bermanfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Agustan menegaskan bahwa gelar ini bukan akhir perjalanan, melainkan awal amanah baru. “Tugas kita adalah melahirkan guru-guru reflektif yang mampu menyiapkan generasi kritis dan adaptif,” katanya menutup pidato.