BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia (P3SI) mengeluarkan pernyataan sikap menanggapi dinamika sosial politik yang tengah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Melalui rilis resmi yang ditandatangani Ketua Umum Prof. Dr. Bahri, M.Pd., dan Sekjen Dr. Tsabit Azinar Ahmad, S.Pd., M.Pd., pada 1 September 2025, P3SI menegaskan komitmennya menjaga memori kolektif, demokrasi, dan keutuhan bangsa.
Pada pernyataannya, P3SI menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas jatuhnya korban dalam aksi unjuk rasa. P3SI berharap seluruh pihak dapat mengambil pelajaran agar peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang.
P3SI juga menegaskan dukungannya terhadap gerakan masyarakat sipil yang menyuarakan aspirasi melalui jalur konstitusional secara damai, berlandaskan dialog, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
Selain itu, organisasi ini mengecam keras segala bentuk kekerasan aparat maupun tindakan provokatif dari pihak-pihak yang merugikan masyarakat. P3SI juga menyoroti maraknya perusakan dan penjarahan terhadap cagar budaya yang dianggap sebagai warisan sejarah sekaligus simbol identitas bangsa.
Lebih lanjut, P3SI mendesak elite politik dan pemerintah agar membenahi diri dengan mengedepankan prinsip keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan keberpihakan pada rakyat.
Pemerintah bersama aparat keamanan dan masyarakat sipil juga diingatkan untuk menjunjung tinggi perlindungan hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup, berpendapat, dan menyampaikan aspirasi secara damai.
“Sejarah Indonesia penuh dengan pelajaran tentang arti persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Segala tindakan yang berpotensi memecah belah harus dihindari,” tegas pengurus P3SI dalam keterangan tertulisnya.
P3SI juga mengajak seluruh komponen bangsa menjadikan momentum ini sebagai refleksi kolektif untuk memperkuat semangat kebangsaan, solidaritas sosial, dan komitmen membangun masyarakat Indonesia yang adil dan demokratis, tegasnya. ***