BERITASEMBILAN.Com-Jeneponto. Ramlah Rara, Pemuda Pelopor Desa Nasional Bidang Pendidikan 2025 sekaligus penulis dan relawan literasi Sulawesi Selatan, sukses melaksanakan kegiatan Bincang Literasi di Desa Jenetallasa, Kecamatan Rumbia Jeneponto.
Kegiatan berlangsung di Kantor Desa Jenetallasa ini menggandeng anggota DPRD Kabupaten Jeneponto, Alex Nursaina (Dapil IV Kelara/Rumbia), serta Kepala Desa Jenetallasa, Basir Suaming.
Tema yang diusung adalah, “Menggali Potensi Desa Melalui Minat Baca”, bincang literasi ini menghadirkan masyarakat desa dari berbagai unsur, mulai dari kader PKK, kader Posyandu, aparat desa, guru, siswa SMP Jenetallasa, tokoh pemuda, hingga pemerhati pendidikan.
Diskusi berlangsung selama tiga jam, membahas kondisi literasi desa sekaligus merumuskan solusi dan gerakan lanjutan yang dapat dilakukan bersama masyarakat dan pemerintah.
Kepala Desa Jenetallasa, Basir Suaming, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Saya berharap program literasi dapat terus memberi kesempatan masyarakat untuk belajar hal baru, membuka pikiran, serta memanfaatkan sumber daya desa dan perkembangan teknologi,” ujarnya.
Anggota DPRD Kabupaten Jeneponto, Alex Nursaina, menegaskan pentingnya memperluas gerakan literasi hingga ke pelosok desa.
“Banyak desa di Kecamatan Rumbia masih memiliki tingkat literasi rendah. Karena itu, kegiatan seperti ini perlu dilanjutkan. Kami sebagai legislatif siap bersinergi dengan pegiat literasi untuk membangun masyarakat yang lebih melek baca,” ungkapnya.
Ramlah Rara sendiri menegaskan bahwa program Literasi Masuk Desa merupakan langkah awal dari gerakan yang ia gagas. “Sejak menjadi Duta Baca Sulsel 2023, saya terus berupaya menyentuh masyarakat pelosok meski dengan keterbatasan.
Rendahnya minat baca masyarakat disebabkan minimnya akses bahan bacaan. Maka diperlukan kolaborasi nyata antara masyarakat, pemerintah desa, dan anggota dewan,” jelasnya.
Dukungan juga datang dari tokoh pemuda sekaligus Sekretaris Desa Jenetallasa. Ia berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan dan menghadirkan output nyata bagi pembangunan desa. “Semoga gerakan literasi ini menjadi wadah bagi anak-anak dan pemuda untuk berpikir kritis, bijak memanfaatkan teknologi, serta siap mengikuti perkembangan zaman,” katanya.
Sementara itu, perwakilan orang tua sekaligus Sekretaris BPD Desa Jenetallasa, Ibu Susanti, berharap adanya tindak lanjut dari kegiatan ini, khususnya berupa bantuan buku untuk pojok baca atau rumah baca desa. “Kami ingin membantu siswa mengembangkan minat baca dan mengurangi ketergantungan pada gadget,” ucapnya.
Kegiatan ini jadi momentum awal gerakan literasi Desa Jenetallasa. Harapannya, melalui forum-forum kecil dan aksi nyata, masyarakat dapat meningkatkan budaya baca sekaligus mengembangkan potensi desa untuk membangun peradaban yang lebih baik. ***