BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Scale-Up Usaha Jamur Tiram Melalui KWT” telah dilaksanakan di Panjalingan, Kelurahan Bontoa, Kabupaten Maros, pertengahan September 2024.
Kegiatan PKM ini adalah implementasi tridharma pendidikan oleh TIM PKM Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kegiatan ini disambut positif oleh pengelola KWT “Putri Nijalling” dan masyarakat yang ada disekitarnya.
PKM ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM).
Ketua tim pelaksana, Dr. Reni Fatmasari mengungkapkan tujuan pelaksanaan PKM ini untuk meningkatkan usaha jamur KWT Putri Nijalling khususnya pada diversifikasi produk menjadi keripik dan bakso, serta perluasan pemasaran produk melalui digital marketing.
“Kami melihat potensi produk jamur yang diusahakan KWT Putri Nijalling untuk bisa lebih berkembang sehingga dapat membantu perekonomian keluarga” tandasnya.
Lebih lanjut Reni Fatmasari menuturkan “Saya bersyukur karena kegiatan ini mendapat respon positif masyarakat sekitar, kegiatan ini diikuti kurang lebih 20 orang dengan antusiasme tinggi.”
Bukan hanya sekedar pengetahuan dan keterampilan, kegiatan scale-up usaha jamur tiram ini ini dianggap berguna bagi masyarakat sekitar.
Selama pelatihan materi diberikan kepada masyarakat diajarkan mengolah jamur menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
Menurut salah seorang peserta, Hj. Nurmiah pembuatan produk jamur baru baginya “Ternyata jamur itu bisa dibuat kripik, selama ini kami cuma tahu untuk dibuat sayur. Kalau dibuat jadi kripik jamur, tentu bisa laku dijual”.
Jamur tiram memiliki ciri fisik berwarna putih, permukaan yang lebar dengan kandungan nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral. Oleh karena itu jamur menjadi sumber panganan yang baik bagi tubuh.
KWT Putri Najalling telah lama menggeluti usaha jamur tiram. Keberadaan usaha ini turut meningkatkan ekonomi penduduk karena ikut mempekerjakan ibu rumah tangga yang ada di lingkungan sekitar.
Selama ini konsumen mereka hanya terbatas, namun dengan adanya kegiatan PKM diharapkan perluasan segmen pasar melalui digital marketing dan diversifikasi produk berbahan dasar jamur.
Zatrya selaku bendahara KWT Putri Nijalling mengataka, sudah lama kami membutuhkan pengetahuan dan pelatihan pembuatan produk jamur. Selama ini kami cuma membudidayakan dan menjual langsung hasilnya.
Sekarang kami bisa membuat beragam produk makanan dari jamur. Dengan begini kami juga bisa menambah tenaga kerja dari penduduk sekitar, dan itu berarti ekonomi penduduk bisa kami bantu, katanya.
Pelatihan bagi masyarakat ini merupakan tanggung jawab luhur dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan tercapainya pembangunan nasional.**