Oleh: A.Nurul Fatimah Azzahra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unismuh Makassar
Era serba digital, media cetak menghadapi tantangan yang besar untuk mempertahankan eksistensi dan relevansinya. Perkembangan teknologi dan internet diikuti dengan pergeseran pola komsumsi masyarakat terhadap informasi, membuat media online manjadi pilihan utama bagi banyak orang.
Masyarakat cenderung beralih menggunakan perangkat digital mereka untuk mendapatkan informasi secara instan.
Salah satu faktor utama yang jadi penyebab penurunan media cetak adalah kecepatan penyebaran informasi. Media online, dengan keungulannya menyajikan berita secara real-time dan pembaruan informasi yang terus menerus memberikan kemungkinan untuk pembaca selalu up-to-date dengan perkembangan terbaru.
Meninggalkan media cetak yang terbatas dalam siklus produksi harian. Ini membuat berita yang diterbitkan media cetak seringkali menjadi terasa usang. Selain itu, kemudahan akses, fleksibilitas dan kenyamanan yang diberikan media online sulit ditandingi oleh media cetak.
Media online juga menawarkan variasi konten yang lebih kaya. Mulai dari berita harian, opini, bahkan mulai merambat pada konten multimedia seperti podcast dan video, yang nyuatanya bisa tersedia dalam satu platform saja. Hal ini memberikan experience yang lebih beragam bagi pengguna.
Jika dilihat dari segi ekonomi, biaya operasional media cetak melibatkan biaya cetak, distribusi dan logistic untuk salinan fisik. Dari segi biaya ini, media online terlihat lebih efisien.
Media online, dengan segala kemudahan akses dan keberagaman konten menaw3arkan biaya langganan yang lebih terjangkau. Akibatnya, media cetak mengalami kesulitan bersaing berpacu dalam model bisnis yang mengandalkan ilklan digital dan layanan online.
Namun, peralihan ini tidak menjadikan media cetak kehilangan tempat sepenuhnya. Masih terdapat segmen pembaca yang lebih menikmati sensasi membaca dari kertas fisik. Mulai dari kedalaman dan kualitas presensi konten yang lebih baik, tata letak dan desain yang lebih elegan, menjadi kesenangan tersendiri bagi beberapa pembaca yang tidak dapat digantikan oleh layer digital.
Lebih jauh, media cetak dianggap memiliki nilai kredibilitas yang tidak bisa ditaandingi oleh media online. Dimana salah satu kekurangan media online adalah mudahnya penyebaran berita palsu/hoaks.
Hal inin dilatar belakangi oleh proses penyuntingan dan verifikasi yang memiliki kualitas berbeda. Media cetak dianggap memiliki proses penyuntingan ydan verivikasi yang lebih ketat karena tidak diburu oleh desakan terkait kecepatan penyebaran informasi. Hal ini menjadikan media cetak masih relevan untuk kalangan pembaca tertentu.
Selain itu, di beberapa konteks, media cetak masih menjadi pilihan utama. Misalnya, publikasi ilmiah, laporan tahunan perusahaan, atau majalah khusus dengan segmen pasar tertentu masih lebih banyak dicetak dibandingkan dengan hanya dipublikasikan secara online. Keberadaan media cetak dalam format ini menunjukkan bahwa meskipun mengalami penurunan, media cetak belum sepenuhnya tergantikan.
Namun, tidak dapat dipungkiri, masa depan media cetak dibayang-bayangi digitalisasi. Perusahan media yang ingin tetap mempertahankan eksistentsinya, harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi sesuai dengan pola komsusi informasi masyarakat.
Perusahan media, terutama yang menjadikan m edia cetak sebagai kekuatan utama, perlu mengembangkan strategi untuk memadukan kekuatan media cetak dan keunggulan konten online untuk tetap relevan di era digital.
Pada akhirnya, meski media online telah menyusup kehampir semua lini kehidupan masyarakat, media cetak tetap memiliki tempatnya sendiri dalam lanskap informasi global. Keduanya saling melengkapi dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.
Namun, untuk tetap relevan, media cetak harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan tuntutan zaman yang semakin digital. Transformasi ini merupakan tantangan, sekaligus peluang bagi industri media untuk berkembang lebih jauh.