BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR. Kebakaran hutan yang bergerak cepat melanda distrik elite Pacific Palisades yang merupakan kawasan metropolitan Los Angeles, California pada Selasa 7 Januari 2025 pagi waktu setempat.
Dipicu oleh angin yang mencapai kecepatan 64 kilometer per jam, api menyebar dengan cepat, menghanguskan 200 hektare dalam hitungan jam dan membesar hingga hampir 3.000 hektare pada malam hari.
Pacific Palisades mendapat julukan Desa di Tepi Laut karena suasananya yang tenang, meskipun berada dekat dengan pusat kota Los Angeles.
Kawasan dengan tebing-tebing tinggi yang berada di sepanjang pantai Samudra Pasifik tersebut menjadi hunian bagi banyak selebritis Hollywood, penulis kenamaan, dan figur terkenal lainnya.
Seperti dikutip dari republika.co.id, Ahad 12 Januari 2025 mengatakan, kebakaran ini terjadi sehari setelah Presiden Donald Trump mengancam akan membakar Gaza, Palestina dan menjadikannya sebagai neraka jika Hamas tidak segera membebaskan sandera. Dan, apa yang terjadi? Justru Los Angeles mengalami kebakaran hebat. Apakah ini hanya kebetulan?
Islam tidak mengenal kebetulan. Segala yang terjadi di muka bumi adalah atas izin dan kuasa Allah SWT. Segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang kecil maupun yang besar, telah ditakdirkan oleh Allah SWT, dan meyakini hal ini adalah salah satu rukun iman
Allah SWT mengetahui segala sesuatu sebelum ada, menuliskannya, menghendaki apa yang ada, dan menciptakan apa yang ingin Dia ciptakan, dan ini adalah empat tingkatan takdir yang harus diimani.
Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan, kesepakatan, atau tembakan tanpa penembak, tetapi oleh pembuat yang mengatur apa yang akan terjadi sebelum akhir, jadi dia harus menyadarinya, yang berhubungan dengan manusia secara langsung, dan dengan kehendak yang kuat.
Para ulama telah menyebutkan masalah ini dalam kitab-kitab akidah dan menjelaskannya dengan dalil-dalilnya, di antara yang menyebutkannya secara ringkas adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam kitabnya “Aqidah al-Wasitiyyah”, dan muridnya, Allamah Abu Abdullah Ibnu Qayyim dalam kitabnya “Syifa al-Alil fi Masail al-Qadha wa al-Qadar wa al-Hikmah wa at-Ta’lil”.
Sementara itu, Grand Syekh Al-Azhar Mesir, Prof Dr Ahmed al-Tayeb, mengatakan bahwa filosofi kebetulan, yang digunakan oleh para ateis untuk menyerang ide ketuhanan dan mencabutnya, adalah sebuah teori khayalan dan sebuah konsep yang anomali dan bahkan mustahil.
Hal ini karena para filsuf telah menyangkalnya berdasarkan fakta bahwa kebetulan berakhir dengan ketidakmungkinan mental dengan menjadikan sebab sebagai akibat.
Mereka juga menyimpulkan bahwa ada kemustahilan mental lainnya, yaitu bahwa sesuatu ada tanpa pencipta, yang dikenal sebagai prinsip kausalitas, dan pernyataan apa pun yang bertentangan dengan prinsip bawaan yang tertanam dalam jiwa semua orang ini, akal adalah yang pertama kali menilainya sebagai salah dan curang.
Abdelmajid al-Demerdash dalam pengantar buku “Allah Yatajjalla Fi Ashr al-‘Ilmi, mengatakan jika kita memiliki sebuah kotak besar yang berisi ribuan huruf alfabet, kemungkinan menyusun huruf-huruf tersebut untuk membentuk sebuah puisi yang panjang, atau sebuah surat dari seorang anak kepada ayahnya, adalah kecil, bahkan mustahil, dan para ilmuwan telah menghitung probabilitas pertemuan atom-atom yang membentuk satu molekul asam amino.
Para ilmuwan telah menghitung probabilitas bahwa atom-atom yang membentuk satu molekul asam amino (bahan baku yang digunakan untuk membuat protein dan daging) akan membutuhkan miliaran tahun dan lebih banyak bahan daripada yang dapat ditampung oleh luasnya alam semesta ini, apalagi tubuh semua makhluk hidup, tumbuhan dan hewan! Bagaimana dengan asal usul kehidupan dan kerajaan langit dan bumi?
Secara mental mustahil hal ini terjadi secara kebetulan atau acak, semua ini pasti dilakukan oleh Sang Pencipta yang kreatif, berpengetahuan luas dan ahli, yang telah melingkupi segala sesuatu dengan pengetahuan, dan telah memperkirakan segala sesuatu lalu membimbingnya.
Sebelumnya, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah mengisyaratkan kemungkinan intervensi militer di Amerika dan Timur Tengah, serta sejumlah hal lain dalam agenda kebijakan luar negerinya.
Trump berbicara di Mar-a-Lago pada Selasa (7/1/2025), sehari setelah Kongres secara resmi mengesahkan kemenangannya dalam pemilihan umum bulan November.
Konferensi pers tersebut juga digelar hanya 13 hari sebelum Trump akan diambil sumpah jabatannya untuk masa jabatan keduanya pada tanggal 20 Januari.
Presiden terpilih itu menyinggung beberapa masalah dalam negeri. Ia berjanji untuk mencabut pembatasan lingkungan dan mengampuni para pendukung yang menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Namun, pernyataannya yang paling penting menyangkut kebijakan luar negeri. Trump menguraikan visi ekspansionis yang luas, dengan konsekuensi bagi negara-negara di seluruh dunia.
Dia mengulangi keinginannya agar AS mengendalikan Terusan Panama, Greenland, dan Kanada. Tak hanya itu ia menekankan bahwa “situasi akan kacau” jika tawanan Israel yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan sebelum ia menjabat.**