BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Kelompok Kuliah Kerja Profesi–Pemberdayaan Masyarakat (KKP PM) XXVI dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) secara resmi diterima di Rumah Belajar Kita (RAKIT), Kabupaten Gowa, Rabu 22 Oktober 2025.
Penerimaan ini menandai awal kolaborasi strategis antara kalangan akademisi dan komunitas literasi dalam memperkuat budaya membaca serta mendorong kebijakan literasi daerah.
Mahasiswa KKP PM Kelompok XXVI diterima langsung oleh M. Galang Pratama, Pengelola RAKIT sekaligus Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya, Galang menegaskan pentingnya peran bersama antara perguruan tinggi dan komunitas lokal untuk menggerakkan perubahan sosial melalui literasi.
“Literasi bukan hanya tugas komunitas, tetapi harus menjadi agenda kebijakan daerah,” ujar M. Galang Pratama. “Kami berharap kehadiran mahasiswa KKP PM FISIP Unismuh dapat berkontribusi dalam kajian, advokasi, dan program yang mendorong lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Literasi agar gerakan ini memiliki payung hukum yang kuat dan berkelanjutan.”
Program kerja mahasiswa KKP PM yang akan dilaksanakan di RAKIT mendapat pendampingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Muhammad Randhy Akbar, S.IP., M.Si. Ia menyambut baik semangat kolaboratif yang ditunjukkan komunitas RAKIT dalam mengangkat isu strategis literasi.
“FISIP Unismuh berkomitmen mendampingi komunitas seperti RAKIT untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dan mendorong pemberdayaan masyarakat berbasis literasi. Upaya menuju Perda Literasi adalah langkah konkret menuju keberlanjutan gerakan membaca di Gowa,” jelas Randhy.
Selama masa pengabdian, Kelompok KKP PM XXVI akan fokus pada beberapa program utama, antara lain: Penguatan kelembagaan dan manajemen program RAKIT, pelatihan dan pendampingan kegiatan literasi masyarakat dan penyusunan kajian awal tentang urgensi dan substansi Perda Literasi di Kabupaten Gowa.
Kegiatan KKP PM ini menjadi bagian dari komitmen Unismuh Makassar untuk menghadirkan mahasiswa yang tidak hanya berorientasi akademik, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dan kemampuan advokasi kebijakan publik. Melalui kerja sama ini, diharapkan lahir sinergi berkelanjutan antara dunia kampus dan komunitas akar rumput dalam memperjuangkan gerakan literasi yang inklusif dan berdaya guna.
