BERITASULSEL.Com-Makassar. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMKOP Makassar mendapat kepercayaan istimewa dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi SDM bagi Pendamping Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Sementara dari perguruan tinggi negeri (PTN), kegiatan serupa dilaksanakan oleh Universitas Hasanuddin (Unhas) dan UIN Alauddin Makassar.
Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, dengan sumber pendanaan dari Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2025.
Pelatihan berlangsung mulai Senin, 27 Oktober 2025 di Gedung STIE AMKOP Makassar, diikuti 186 peserta yang berasal dari berbagai perwakilan koperasi desa dan kelurahan pengelola koperasi merah putih di seluruh Sulawesi Selatan. Kegiatan akan berlangsung selama lima hari dengan menghadirkan narasumber, fasilitator, dan mitra lembaga pendukung profesional.
Dr. Gunawan: Sinergi Akademik dan Praktik Nyata
Ketua STIE AMKOP, Dr. Gunawan, SE., M.Si., CMA., C.MP, pada sambutan pembukaan menyampaikan rasa bangga atas kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sulsel kepada kampus AMKOP.
“Atas nama keluarga besar STIE AMKOP, kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam terselenggaranya kegiatan ini — baik penyelenggara, mitra kolaborator, maupun para peserta yang dengan antusias hadir untuk meningkatkan kapasitas diri,” ujarnya.
Dr. Gunawan menekankan bahwa koperasi merupakan pilar penting pembangunan ekonomi nasional, khususnya di tingkat desa dan kelurahan. Menurutnya, koperasi bukan hanya entitas ekonomi, tetapi juga wadah pemberdayaan sosial dan gotong royong modern yang menghidupkan semangat kemandirian masyarakat.
Ia juga menyoroti pentingnya peran Project Management Officer (PMO) dan Business Assistant (BA) dalam mengawal keberhasilan pengelolaan koperasi.
“PMO berperan dalam mengelola proyek pemberdayaan agar tepat sasaran dan berdampak nyata, sedangkan BA menjadi mitra strategis koperasi dalam inovasi bisnis, pengelolaan keuangan, hingga strategi pemasaran berbasis digital,” jelasnya.
Penguatan SDM Koperasi di Era Ekonomi Digital
Dr. Gunawan berharap para peserta pelatihan dapat meningkatkan kompetensi praktis dalam manajemen proyek dan pengembangan bisnis koperasi, sekaligus menguasai pendekatan digital agar koperasi mampu bersaing di tengah transformasi ekonomi modern.
“Kegiatan ini bukan hanya transfer of knowledge, tetapi juga transfer of spirit: semangat membangun kemandirian ekonomi bangsa dari desa,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa STIE AMKOP berkomitmen mendukung program-program pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi akademik dan riset terapan.
“Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh modal finansial, tetapi juga oleh modal intelektual dan karakter SDM unggul yang berpikir kritis, kolaboratif, dan beretika,” ungkapnya.
Sinergi Akademisi dan Pemerintah
Kegiatan pelatihan ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia akademik dan dunia praktik, membangun ekosistem pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning ecosystem) di mana pendamping, pelaku koperasi, dan mahasiswa dapat terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi.
Di akhir sambutannya, Dr. Gunawan menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi titik awal kolaborasi yang lebih luas antara STIE AMKOP dan para mitra pemberdayaan ekonomi rakyat — baik melalui riset, pendampingan lapangan, maupun inkubasi bisnis berbasis koperasi.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat SDM dan koperasi desa sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berkelanjutan,” tutupnya.***




 
							














