Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Ragam

AB Iwan Azis dan Semangat Bela Negara

65
×

AB Iwan Azis dan Semangat Bela Negara

Share this article
Example 468x60

Oleh: Rusdin Tompo (Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan)

BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR. “Saya memang punya semangat nasionalisme. Makanya mobil saya diberi nama SATU INDONESIA. Ada yang mengira itu mobil presiden. Padahal, bukan. Karena kalau mobil presiden, tertulis INDONESIA SATU, kalau mobil saya, SATU INDONESIA.”

Example 300x600

Pernyataan itu dikemukakan AB Iwan Azis, setelah kami bertemu di Warkop Azzahrah Jalan Abdullah Dg Sirua, Sabtu, 21 Desember 2024.

“Kenapa saya suka memakai jaket loreng dan warna hijau tentara? Ya, karena semangat saya ada di situ. Ada simbol patriotismenya,” ungkapnya.

Saya bertemu Iwan Azis setelah dia mengadakan pertemuan dengan Ketua RT di RW 003 Kelurahan Karangpuang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Pertemuan pra Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) itu turut dihadiri Ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyatakat) dan unsur kelurahan.

Apa yang disampaikan lelaki berusia 78 tahun itu kemudian mengingatkan saya pada foto kami berdua yang sama-sama mengenakan kemeja warna hijau dalam suatu kesempatan. Hanya saja, tidak terpikirkan oleh saya bahwa penampilannya yang army look berkaitan dengan simbol patriotisme dan nasionalisme. Saya mengira hanya sebatas fesyen.

Setelah pertemuan intens dengannya di warkop, dan mendengar kiprahnya di beberapa lembaga, barulah saya paham bahwa pengabdiannya itu dilandasi semangat bela negara dan rasa cintanya pada negeri ini.

Iwan Azis memang tak hanya dikenal sebagai jurnalis, aktor, dan pengusaha. Dia juga banyak menghabiskan waktunya pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, antara lain pernah jadi Ketua LPM, sebagai Ketua RW, dan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Panakkukang.

Iwan Azis pernah pula jadi Ketua FKPM (Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat). Dia mengaku, menjadi ketua saat lembaga itu dibentuk. FKPM ini merupakan bentukan Kapolri.

Dasar hukum pembentukan FKPM merujuk pada Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemolisian Masyarakat. Juga pada Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Perpolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas.

“Ada SK-nya. Kami diminta membantu tugas-tugas polisi di tingkat masyarakat dalam wilayah kami,” terang Iwan Azis.

FKPM ini merupakan wahana komunikasi dan kerja sama antara polisi dan masyarakat. Bukan cuma masalah Kamtibmas yang jadi tupoksinya, tapi juga membahas masalah sosial, mencegah dan menangani konflik, dan menyelesaikan masalah tindak pidana di luar pengadilan, yang disebut dengan restorative justice.

FKPM ini punya posko sendiri. Semula berada di Racing Center, sekarang pindah di dekat Recover di Jalan Saripa Raya, tepatnya di Perumahan Mutiara Indah.

Kegiatan di Posko FKPM itu ada jadwal untuk secara bergantian menjaga dan mengawasi lingkungan sekitar. Namun, aktivitas ini bukan ronda. Kadang di Posko ini datang Binmas Polri melakukan pembinaam kepada FKPM.

Anggota FKPM berjumlah kurang lebih 20 orang. Hampir semua RT/RW terlibat. Bahkan mereka menjadi bagian dari FKPM. Mereka sering diundang dalam kegiatan Polri terkait dengan pencegahan keamanan. Sekarang Iwan Azis hanya menjadi pembina FKPM. Ketua yang sekarang adalah H Nasir Sapile.

“Saya sudah tua tidak mungkin memegang banyak jabatan. Kalau ada pertemuan, selalu diundang, dan duduk di depan dekat Lurah karena penghormatan sebagai tokoh masyarakat,” terang Iwan Azis.

Walau posisi FKPM dinilai penting dan bagus dalam mem-backup tugas-tugas Polri terkait tindakan preventif, tapi diakui ada sedikit kendalanya. Organisasi ini dinilai tidak punya seragam khusus yang bisa jadi pembeda dan identitasnya. Pergantian pimpinan Polri di suatu wilayah dinilai juga menjadi salah satu sebab, FKPM tidak pernah tuntas menemukan format organisasi.

“Kalau ketemu Kapolsek, kami sering tanyakan, seperti apa ini baiknya FKPM supaya selaras dengan program-program kepolisian,” bebernya.

[11.29, 22/12/2024] Rusdin Tompo Tompo: Sumbangsihnya sebagai warga negara dia tunjukkan pula dengan ikut dalam organisasi Banteng Komando sebagai mitra Kodim 1408/Makassar. Banteng Komando ini bersinergi dengan aparat kewilayahan untuk ikut menjaga stabilitas keamanan. Banteng Komando ini merupakan wujud kemanunggalan TNI dan rakyat.

“Saya pernah pula bergabung dengan Banteng Komando bentukan Kodim 1408/Makassar,” kisahnya, sambil matanya menerawang ke beberapa tahun silam.

Sebagai garda terdepan Kodim, anggota Banteng Komando ini mendapatkan pembekalan berbagai materi seputar Komunikasi Sosial (Komsos). Di antaranya wawasan kebangsaan yang membahas tentang 4 Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Pengayaan materi terkait deteksi dan pencegahan dini radikalisme juga diberikan.

Komsos ini bertujuan agar hubungan kemitraan terjalin harmonis sehingga pembinaan wilayah menjadi efektif. Komsos diberikan kepada semua anggota Banteng Komando yang tersebar di semua Koramil.

Dia ingat, selama bergabung di Banteng Komando, dia disematkan nama sandi terkait posisinya. Nama sandinya adalah Anua 3. Anua 1 adalah Ramis Parenrengi, yang saat itu merupakan anggota DPRD Kota Makassar. Artinya, di jajaran struktur organisasi Banteng Komando, dia merupakan orang ketiga.

Salah satu catatan prestasinya selama bergabung dengan Banteng Komando, yakni pernah meraih juara lomba simulasi menangkap penjahat. Lomba ini diadakan oleh Kodim 1408/Makassar, dalam rangka HUT Kodam XIV/Hasanuddin.

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *