BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Kelompok XXXVII Kuliah Kerja Profesi Pengabdian Masyarakat (KKP-PM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar kegiatan sosialisasi bertema “Menjadi Generasi Anti Bullying: Wujudkan Sekolah Sebagai Ruang Aman untuk Bertumbuh dan Berkembang”.
Kegiatan berlangsung di Aula SMA Muhammadiyah 9 Makassar, Selasa 11 Nopember 2025, diikuti puluhan siswa, perwakilan guru, serta pihak kampus. Sosialisasi ini dipandu oleh Nanda sebagai moderator, dengan menghadirkan pemateri utama Dr. Andriana, S.Ip., M.Ap., serta didampingi Arni, S.Kom., M.I.Kom. selaku supervisor KKP-PM.
Kepala SMA Muhammadiyah 9 Makassar, Andi Ismail Yunus, S.Pd., membuka kegiatan secara resmi. Dia menyampaikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa Unismuh Makassar atas kepeduliannya terhadap isu sosial yang semakin sering terjadi di kalangan pelajar, terutama dalam bentuk cyberbullying.
“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa Unismuh yang datang membawa kegiatan positif seperti ini. Sosialisasi anti-bullying sangat dibutuhkan di sekolah, karena perundungan bisa muncul dari hal-hal kecil yang tanpa disadari melukai teman sendiri,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pihak sekolah berkomitmen mendukung kegiatan serupa agar kesadaran siswa terhadap pentingnya sikap saling menghargai semakin meningkat.
“Kami ingin menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman. Sekolah bukan tempat untuk menakuti atau merendahkan, tetapi ruang bagi semua siswa untuk tumbuh bersama dengan semangat persaudaraan,” tegas Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 9 Makassar itu.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana, Muh. Aldi Alfian, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap masalah sosial di lingkungan pendidikan.
“Kami ingin mengajak para siswa untuk saling menghargai, menghindari kekerasan verbal maupun non-verbal, dan berani menolak segala bentuk perundungan,” jelas Aldi.
Dalam penyampaian materi, Dr. Andriana mengupas secara mendalam tentang definisi bullying, bentuk-bentuknya, serta dampak yang ditimbulkan bagi korban. Ia menekankan bahwa perilaku perundungan tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental korban.
“Bullying bisa menyebabkan trauma, depresi, kecemasan, bahkan dalam kasus tertentu dapat mengancam nyawa korban. Jika dibiarkan, perilaku ini bisa menjadi kebiasaan dan membentuk kekerasan struktural di lingkungan sekolah,” paparnya.
Ia mengajak seluruh siswa untuk mulai menanamkan nilai-nilai positif dalam pergaulan sehari-hari.
“Kita bisa mencegah bullying dengan cara sederhana, seperti menghargai perbedaan, saling menolong, dan berbicara dengan sopan. Sikap saling peduli adalah bentuk nyata menjadi generasi anti-bullying,” tambahnya.
Kegiatan berlangsung interaktif dan penuh antusias. Para siswa aktif bertanya dan berbagi pengalaman selama sesi diskusi. Di akhir acara, dilakukan penyerahan sertifikat kepada pihak sekolah dan foto bersama antara mahasiswa, dosen pembimbing, dan siswa sebagai simbol komitmen bersama menciptakan sekolah yang ramah dan bebas perundungan.
Supervisor KKP-PM, Arni, S.Kom., M.I.Kom., juga mengapresiasi semangat mahasiswa dalam mengangkat isu kemanusiaan di kalangan pelajar.
“Program seperti ini merupakan wujud nyata dari implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain,” ujarnya.
Terlaksananya kegiatan ini, FISIP Unismuh Makassar menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan dan pembangunan karakter generasi muda, tandasanya.


















