Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Pendidikan

Wakili Mendiktisaintek,  Kepala LLDIKTI IX Dr Andi Lukman Serahkan 8 SK Guru Besar pada Hardiknas 2025 di Unismuh Makassar

×

Wakili Mendiktisaintek,  Kepala LLDIKTI IX Dr Andi Lukman Serahkan 8 SK Guru Besar pada Hardiknas 2025 di Unismuh Makassar

Share this article
Example 468x60

BERITASEMBILAN.Com-Makassar. Jajaran Kantor LLDIKTI Wilayah IX menyelenggarakan upacara bendera Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di halaman Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar Jl. Sultan Alauddin Makassar, Jumat 2 Mei 2025.

Hadir dalam upacara itu,  para dosen status dipekerjakan LLDIKTI dan dosen Tetap Yayasan, pimpinan perguruan tinggi swasta, badan penyelenggara perguruan tinggi, pengurus dharma wanita persatuan dan pegawai serta tenaga PPNPN lingkup LLDIKTI IX.

Example 300x600

Pada upacara tersebut sekaligus Mendiktisaintek,  Brian Yuliarto diwakili Kepala LLDIKTI IX, Andi Lukman menyerahkan SK Guru Besar bagi 8 dosen di jajaran LLDIKTI IX yang berkarier pada perguruan tinggi di wilayah kerja LLDIKTI IX.

Penyerahan 8 SK Guru Besar tersebut berarti selama masa kerja Kepala LLDIKTI IX Andi Lukman, telah menghadirkan 128 Guru Besar menyebar pada kampus swasta di Sulsel, Sulbar dan Sultra.

Para dosen yang telah mencapai puncak karier dengan meraih Profesor itu di antaranya;

  1. Dr. Ir. H. Sudirman Numba, M.P (Universitas Muslim Indonesia )
  2. ⁠Dr. Ida Rosada, M.Si (Universitas Muslim Indonesia)
  3. ⁠Dr. Nasrullah, M.T (Universitas Bosowa)
  4. ⁠Dr. Andi Abriana, MP (Universitas Bosowa)
  5. ⁠Dr. Ir. Josefine Ernestine Latupereissa, M.T (Universitas Kristen Indonesia Paulus)
  6. ⁠Dr. Nursamsiar, M.Si (Universitas Alamarisa Madani)
  7. ⁠Dr. Ir. Ida Suryani, M.P (Universitas Cokroaminoto Makassar)
  8. ⁠Dr. Muhammad Masdar, M.Pd (Institut Cokroaminoto Pinrang)

Pada upacara peringatan Hardiknas ini Andi Lukman membacakan sambutan tertulis Mendiktisaintek Brian Yuliarto mengatakan, saat ini hidup dalam dunia yang tengah menghadapi tantangan luar biasa. Tantangan itu  dikenal sebagai masalah canggung (wicked problems), masalah-masalah global yang kompleks, saling terkait, dan tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa.

Krisis iklim, ketimpangan ekonomi, revolusi digital, krisis kepercayaan sosial, serta disrupsi nilai dan pekerjaan akibat kecerdasan buatan. Semua ini menuntut untuk berpikir ulang, dan bertindak bersama.

Kemudian di tengah semua itu, pendidikan adalah jawaban paling mendasar dan paling strategis. Pendidikan bukan sekadar tempat belajar. Ia adalah jantung peradaban. Ia adalah ruang di mana akal, karakter, dan masa depan bangsa dibentuk, tandasnya.

Karena pendidikan tidak bisa dikerjakan sendiri. Pemerintah membutuhkan dukungan dari masyarakat. Sekolah memerlukan sinergi dengan keluarga. Kampus harus terhubung erat dengan dunia usaha dan komunitas, katanya

Kolaborasi adalah kunci, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun kebijakan yang responsif dan adaptif. Kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam membekali lulusan dengan kompetensi masa depan.

Kolaborasi antara guru dan orang tua dalam membangun karakter anak sejak dini. Kolaborasi antara peneliti dan pembuat kebijakan untuk memastikan bahwa riset tidak berakhir di rak, tapi hidup dalam masyarakat.

Pendidikan Berdampak

Di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, kami percaya bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berdampak. Untuk mewujudkannya, kami menjalankan lima perilaku utama.

Pertama, fokus pada hasil (outcome) dan dampak (impact), tidak lagi cukup puas dengan laporan kegiatan dan angka-angka luaran (output), lebih penting adalah, apa dampaknya bagi masyarakat? Apa perubahan nyatanya yang memberikan maslahat? .

Kedua, riset dan inovasi harus menjawab masalah nyata. Kita dorong riset yang berakar pada tantangan Indonesia, mulai dari ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, transisi energi, hingga adaptasi perubahan iklim.

Ketiga, ilmu pengetahuan atau sains harus menjadi solusi sosial-ekologis. Ilmu bukan hanya milik laboratorium. Ia harus hadir dalam kebijakan publik, dalam keputusan desa, dalam keseharian warga.

Keempat, hilirisasi riset untuk kesejahteraan. Kita bangun sinergi antara hasil riset dan dunia industri, UMKM, bahkan koperasi. Teknologi bukan untuk dipamerkan, tapi untuk digunakan dan dimanfaatkan seluas-luasnya.

Kelima, evaluasi yang akuntabel dan terbuka. Karena kita tidak mencari kesempurnaan, tetapi perbaikan berkelanjutan. Kita harus berani mengakui apa yang belum berhasil, dan bersama mencari jalan keluarnya.

Transformasi pendidikan tidak bisa ditunda. Karena pendidikan hari ini adalah wajah Indonesia di masa depan. Wajah masa depan itu akan ditentukan oleh seberapa kuat kita membangun kolaborasi, lintas sektor, lintas generasi, lintas disiplin, dan lintas ekosistem.

Pelaksanakan upacara Hardiknas  ini dirangkaian launching  Donor Darah Berkala dari Kampus untuk Negeri, Kolaborasi LLDikti Wil. IX, Perguruan Tinggi dan PMI.

Donor darah dilaksanakan di Gedung Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar. Para peserta donor darah berasal dari dosen, staf pegawai LLDIKTI, mahasiswa khususnya penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Suasana Hardiknas dengan ciri khas para peserta dan pimpinan perguruan tinggi yang hadir menggunakan pakaian adat dari seluruh wilayah Indonesia.

Nampak hadir dalam upacara itu., Rektor Unismuh Makassar, Dr Ir. H. Abdul Rakhim Nanda, ST, MT IPM; Rektor Universitas Cokroaminoto Makassar, Dr. Lukman Daris, S.Pi, M.Si;  Rektor Universitas Patompo, Prof Dr H Muh Yunus, M.Pd; Rektor UMSi, Prof Dr Umar Congge, M.Si, Ketua STIE AMKOP, Dr. Gunawan Bata Ilyas SE, M.Si, CMA,C.MP, Rektor Universitas Prof Dr HM Arifin Sallatang Bantaeng, Dr. Nasrullah, M.Si, M.Kom; Wakil Rektor III Universitas Sawerigading, Dr. Adi Sumandiyar, S.Sos, M.Si,  dan pimpinan perguruan tinggi lainnya. ***

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *