LUWU. Organisasi Keluarga Kerukunan Luwu Raya (KKLR) telah lama berdiri jauh sebelum pemekaran wilayah Luwu Raya.
Dengan anggota yang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang, baik etnis maupun profesi, KKLR tetap teguh pada tujuannya untuk mengkonsolidasikan Wija To Luwu yang berdomisili di luar Luwu.
Organisasi ini berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) demi meningkatkan kesejahteraan Wija To Luwu, semuanya dalam semangat kekeluargaan yang kental.
KKLR dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan senantiasa menjaga prinsip kekeluargaan dalam berbagai kegiatan.
Salah satu hal yang menjadi perhatian utama para tokoh Luwu Raya adalah netralitas organisasi ini dalam setiap perhelatan politik, termasuk pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Hal ini menjadi penting mengingat keragaman yang tinggi dalam keluarga besar KKLR.
“Kami, Wija To Luwu, tidak ingin terpecah belah hanya karena urusan Pilkada atau kepentingan sesaat. Terlebih lagi, membawa-bawa nama KKLR untuk kepentingan politik tertentu sangat tidak sesuai dengan semangat awal pendirian organisasi ini,” ujar Ir. Rachman Syah, M.Si, salah satu tokoh pemekaran Luwu Raya khususnya di Luwu Timur kepada media Rabu 21 Agustus 2024
Sebagai paguyuban keluarga, KKLR bukanlah organisasi massa (ormas) yang berafiliasi dengan partai politik tertentu.
Hal ini telah digariskan oleh para pendiri dan tercantum jelas dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.
Rachman Syah mengingatkan kembali pentingnya menjaga netralitas ini, terutama menjelang Pilkada yang semakin dekat.
“Salama pada salama, toddo puli temmarala,” tutupnya dengan pepatah yang menggambarkan pentingnya menjaga persatuan dalam kebersamaan.***