Nahid Islam Tokoh Mahasiswa Bangladesh Pimpinan Aksi Demo Jatuhkan Perdana Menteri Sheikh Hasina
MAKASSAR. Setelah berlangsung 15 tahun pemerintahan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina melarikan diri sekaligus pemerintahanya dijatuhkan oleh beberapa aksi aksi demostrasi mahasiswa bersama elemen Masyarakat Bangladesh.
Aksi demo ini dibayar sangat mahal karena korban jiwa mencapai ratusan orang belum lagi kehancuran insfastruktur dan kemunduran ekonomi di dalam negara tersebut.
Salah seorang tokoh dibalik aksi aksi gelombang demonstrasi itu adalah mahasiswa berusia 26 tahun dari generasi Z bernama Nahid Islam. Sosok ini muncul sebagai tokoh kunci di Bangladesh setelah memimpin protes mahasiswa terhadap kuota pekerjaan, mengakibatkan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut.
Nahid Islam, seorang mahasiswa sosiologi dari Dhaka, mempelopori protes mahasiswa yang mengakibatkan tergulingnya Perdana Menteri Sheikh Hasina dan berakhirnya kekuasaannya selama 15 tahun.
Nahid Lahir di Dhaka pada tahun 1998, saat ini menjadi mahasiswa Jurusan Sosiologi di Universitas Dhaka. Ia dikenal karena kiprahnya sebagai pembela hak asasi manusia.
Pemimpin mahasiswa ini menjadi pusat perhatian dan memperoleh perhatian nasional pada bulan Juli setelah ia ditahan oleh polisi selama protes, yang berubah menjadi kekerasan.
Nahid telah menjabat sebagai salah satu Koordinator Nasional untuk Gerakan ‘Mahasiswa Melawan Diskriminasi’. Gerakan ini merupakan protes yang dipimpin oleh mahasiswa yang menuntut reformasi sistem kuota dalam jabatan pemerintahan di Bangladesh.
Nahid telah menggambarkan partai Sheikh Hasina, Liga Awami, sebagai “teroris” yang dikerahkan di jalan, demikian laporan NDTV.
Menurut laporan Times of India, ia telah menikah dan memiliki seorang adik laki-laki bernama Nakib. Ayahnya adalah seorang guru, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Awal tahun ini, pada bulan Juli, Nahid Islam diculik oleh sedikitnya 25 pria berpakaian sipil dari sebuah rumah di Sabujbagh.
Menurut laporan NDTV, matanya ditutup, tangannya diborgol, dan disiksa selama interogasi berulang-ulang tentang keterlibatannya dalam protes tersebut.
Dua hari kemudian, ia ditemukan babak belur di bawah jembatan di Purbachal dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Ia diculik untuk kedua kalinya pada 26 Juli 2024 dari Rumah Sakit Gonoshasthaya Nagar di Dhanmondi. Menurut laporan, ia diculik oleh orang-orang yang mengaku dari berbagai badan intelijen, termasuk Cabang Detektif Kepolisian Metropolitan Dhaka.***