MAKASSAR. OpenAI, pencipta asisten virtual ChatGPT, tengah mengembangkan pendekatan inovatif untuk teknologi kecerdasan buatannya, Reuters melaporkan pada hari Jumat 2 Agustus 2024.
Dalam proyek dengan nama kode ‘Strawberry,’ perusahaan yang didukung Microsoft tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran modelnya secara signifikan.
Rincian tentang cara Strawberry beroperasi merupakan “rahasia yang dijaga ketat” bahkan di dalam OpenAI, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.
Sumber tersebut menjelaskan proyek tersebut melibatkan “cara khusus” untuk memproses model AI setelah model tersebut dilatih terlebih dahulu pada kumpulan data yang ekstensif.
Tujuannya untuk memberdayakan kecerdasan buatan tidak hanya untuk menghasilkan respons terhadap pertanyaan, tetapi juga untuk secara cekatan menyusun strategi dan terlibat dalam “penelitian mendalam” dengan menavigasi internet secara mandiri dan andal.
Reuters melaporkan bahwa mereka telah meninjau dokumen internal OpenAI yang menguraikan rencana tentang bagaimana perusahaan AS tersebut dapat menggunakan Strawberry untuk melakukan penelitian.
Namun, lembaga tersebut mencatat bahwa mereka tidak dapat memastikan kapan teknologi tersebut akan tersedia untuk umum. Sumber tersebut menggambarkan proyek tersebut sebagai “pekerjaan yang masih dalam proses.”
Model ‘berhalusinasi’
Ketika ditanya tentang masalah tersebut, juru bicara OpenAI mengatakan kepada Reuters,
“Kami ingin model AI kami melihat dan memahami dunia lebih seperti yang kami [manusia] lakukan. Penelitian berkelanjutan terhadap kemampuan AI baru merupakan praktik umum dalam industri ini, dengan keyakinan bersama bahwa sistem ini akan meningkatkan penalaran dari waktu ke waktu” Juru bicara tersebut tidak secara langsung membahas Strawberry dalam tanggapannya.
Model bahasa besar AI saat ini dapat meringkas sejumlah besar teks dan membuat prosa yang koheren lebih cepat daripada manusia, tetapi mereka sering kesulitan dengan solusi akal sehat yang intuitif bagi manusia.
Ketika dihadapkan dengan tantangan ini, model sering “berhalusinasi, menyajikan informasi yang salah atau menyesatkan sebagai fakta.
Para peneliti yang berbicara dengan Reuters mencatat bahwa penalaran, yang sejauh ini luput dari perhatian model AI, sangat penting bagi kecerdasan buatan untuk mencapai tingkat pemahaman manusia atau supermanusia.
Tahun lalu, tepatnya 31 Maret, Elon Musk, Steve Wozniak, Andrew Yang, dan lebih dari 1.000 pakar, peneliti, dan pendukung kecerdasan buatan bergabung dalam seruan untuk segera menghentikan sementara pembuatan AI “raksasa” selama minimal enam bulan.
“Sistem AI kontemporer kini menjadi kompetitif bagi manusia dalam tugas-tugas umum,” demikian peringatan dalam surat terbuka yang dipublikasikan di situs Future of Life Institute.
“Haruskah kita mengembangkan pikiran nonmanusia yang pada akhirnya mungkin jumlahnya lebih banyak, lebih pintar, lebih usang, dan menggantikan kita?” ***