Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosok

Prof Dr Anzar Abdullah, S.Pd M.Pd : Korupsi Bersifat  Kontekstual  Dipengaruhi oleh Faktor Sosial Historis

162
×

Prof Dr Anzar Abdullah, S.Pd M.Pd : Korupsi Bersifat  Kontekstual  Dipengaruhi oleh Faktor Sosial Historis

Share this article
Example 468x60

BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR.  Korupsi bersifat  Kontekstual sangat dipengaruhi oleh faktor sosial historis. Pada kontesk sosial historis masyarakat tradisional di masa pemerintahan kerajaan di nusantara korupsi dahulunya dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa contoh, upeti, hadiah ucapan terima kasih (bersifat kultural).

Demikian dikemukakan Prof Dr Anzar Abdullah, S.Pd, saat membacakan pidato pengukuhan berjudul Korupsi dalam Historiografi Residu Bupaya Upeti: Menakar Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi ( Perspektif Sosio-Historis).

Example 300x600

Pidato ini dibacakan selaku Guru Besar, Ilmu Pendidikan IPS-Sejarah pada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sastra Universitas Bosowa Makassar, Rabu 18 Desember 2024 dalam rapat senat luar biasa Unibos Makassar.

Dijelaskan,  dalam konteks perubahan waktu, perubahan paradigm aini berubah menjadi istilah ‘korupsi’, dalam konteks modernism. Dimasa dahulu jabatan didapat melalui jalur keturunan (nasab) tetapi sekarang jabatan publik diperoleh melalui jalur kontestasi dan persaingan yang ketat. Disini awal muncul resiko korupsi mereka perlu modal untuk mendapatkan jabatan.

Wabah korupsi kini melanda Indonesia bukan hanya merupakan fenomena kontemporer melainkan adalah fenomena historis yang yang akarnya sudah ada dalam perjalanan bangsa ini, tandasnya.

Akar dari fenomena historis itu terekam dengan sangat jelas di dalam historiograafi. Sejarah perilaku buruk, seperti tipu menipu pemberian upeti, atau pun sogokan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan dan lain lain terjadi dalam hubungan sosial antar individu dan kelompok dalam lingkungan masyarakat dan negara secara luas

Pengalaman historis seorang individu dalam hal korupsi tidak jauh berbeda dengan perjalanan bangsa ini dalam hal penerimaan ‘’tradisi’’ buruk itu. Hubungan patronase antara client dan patron pribumi dengan penguasa kolonial dalam beberapa aspek telah mewariskan perilaku mental korup itu kepada masyarakat Indonesia.

Pola relasi historis antar golongan dan status sosial ekonomi yang sudah menjadi bagian dari memori kolektif bangsa ini berpengaruh terhadap pola relasi suap menyuap antar golongan pada masa kini,  baik di tingat pusat maupun daerah.

Selanjutnya apa harus dilakukan untuk memutus rantai warisan budaya mental koruptif itu dari masyarakat Indonesia. Jawabnya, melalui pendidikan anti korupsi yang harus digalakkan mulai dari TK SD dan perguruan tinggi.

Pendidikan anti korupsi harus menjadi bagian dari pengembangan kurikulum pemdidikan Indonesia. Melalui pendidikan anti korupsi sejak dini peserta didik dapat terbentuk mental, jiwa dan kepribadiannya, memiliki kesadaran dan etika integritas yang kokoh. Anak dapat menjadi promotor pemberantasan korupsi.

Adapun jenis korupsi dibagi dalam skala dampak dan paparannya dibagi dalam tiga jenis yakni; petty corruption, grand corruption dan political corruption

Jenis petty corruption, adalah korupsi skala kecil banyak terjadi ditengah masyarakat dan dianggap hal biasa. Jenis korupsi seperti ini pungutan liar, gratifikasi, penyuapan, uang pelican, pemeran memuuskan pelayanan public.

Sedangkan jenis grand corruption, adalah korupsi kelas kakap,  korupsi skala besar dengan nilai keuangan  negara yang pantastis milyaran bahkan trilyunan. Korupsi ini menguntungkan segelintir orang dan mengorbankan masyarakat secara luas.

Jenis korupsi ini muncul disebabkan adanya kongkalikong atau persekongkolan antara pengusaha dengan pengambil Keputusan (eksekutif, legislative dan yudikatif untuk melakukan state capture.

Political corruption, terjadi ketika pengambil kebijakan dalam keputusan politik menyalahgunakan jabatan dan wewenang dengan memanipulasi regulasi, prosedur atau aturan demi dmei keuntungan diri sendiri, golongan atau kelompoknya.

Keuntungan itu bisa dalam bentuk kekayaan harta benda, status atau mempertahankan jabatan. Termasuk dalam jenis ini penyuapan perdagangan pengaruh, jual beli suara dalam pilpres, pilkada, nepotisme, atau pembiayaan dana kampanye.

Prof Dr Anzar Abdullah lahir di Pulau Kijang Indragiri Hilir Riau 8 Juni 1965.  Sarjana Pendidikan Sejarah IKIP Ujung pandang 1994. Magister Pendidikan Sejarah PPs-UNM 2000. Doktor Pendidikan Keguruan UIN Alauddin 2013.

Mulai meniti karier jadi guru sejarah di SMAN 1 Bangkala Jeneponto.. 1994-2001. Beralih jadi Dosen Dipekerjakan LLDIKTI IX STKIP Veteran Sidrap 2004-2006. Pindah ke Universitas 45 2006-2011. Selanjutnya ke UVRI Makassar 2011-2017, Universitas Islam Makassar 2017-2024 dan sejak 2024 di Universitas Bosowa Makassar.

Aktif menulis artikel jurnal internasioal dengan judul, Application of Multicultural Education in Strengthening Community Solidarity in Indonesia Vol. 11. No. 3, 2023 Jurnal Ilmiah Peuradeun: The Indonesian Journal of the Social Sciences. Scopus. Q1, SJR, 0.2. WOS, ELSEVIER.

The Infuence Debate Model on Student Learning Motivation in History Subject Vol. 16 No.4 2021 Cypriot Journal of Educational Science (CJES. ISSN:1305-905X. Birlisek Dunya Arastirma Yayincilik Merkezi (BD-Center), Cyprus-Turki, Spocus Index SJR:0,22. Q3. WOS

Networking Radical Islamic Group in Indonesia Vol.5, Issue 2, 2019 International Journal of Innovation, creativity and change. ISSN: Scopus Index SJR:0.35, England. Q2, ELSEVIER. WOS

Jadi pemateri pada seminar internasional,  The Struggle Against Colonialism: The Contribution of Muslim Scholars in Southeast Asia International Webinar Muslim Scholars in Southeast Asia 13 Nopember 2021, flatform zoom. International Institute of Islamic Though (iii) East and Southeast Asia. **

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *