BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR. Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto menunjuk salah seorang puta asal Sulsel kelahiran Bone, Anis Matta selaku Wakil Menteri Luar Negeri RI.
Anis mendampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan diberi tugas untuk urusan pada dunia Islam.
Sosok Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) ini bernama lengkap Muhammad Anis Matta. Dia lahir di Welado pada 7 Desember 1968.
Pendidikan dasar dan menengah Anis dijalani di SD Inpres Welado, SMP Darul Arqam, lalu SMA Darul Arqam pada 1986.
Setelah itu Anis menyelesaikan pendidikannya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta pada 1992 dengan gelar Lc.
Setelah lulus dari LIPIA, dia menjadi aktivis dakwah dan penulis buku-buku politik dan dakwah. Karya-karyanya banyak dijadikan referensi oleh aktivis dakwah kampus.
Karier membawanya ke dunia politik setelah era reformasi. Dia bersama para aktivis dakwah lainnya mendirikan Partai Keadilan (PK) 1998. Partai tersebut kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2003 karena tak memenuhi ambang batas suara.
Anis pernah jadi sekretaris jenderal PKS sejak partai berdiri hingga diangkat oleh Majelis Syuro PKS menjadi Presiden PKS 1 Februari 2013 – 10 Agustus 2015.
Terpilih jadi anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar).
Pada periode keduanya di Senayan, Anis terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI hingga mengundurkan diri pada saat diangkat menjadi presiden PKS.
Masa kecil dan remaja Anis dilalui di beberapa daerah di Indonesia Timur. Dia menempuh sekolah dasar di SD Katolik Mathias I di Tual, Maluku Tenggara, kembali ke Bone dan lulus dari SD Inpres Welado, Bone. Anis lalu masuk pondok pesantren pada usia SMP-SMA di Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar.
Anis melanjutkan pendidikan setelah mendapat beasiswa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta. Dia merampungkan sarjana jurusan syariah pada 1992. Sambil kuliah, dia giat mengikuti kursus bahasa Inggris di bilangan Salemba.
Selesai kuliah, Anis sempat menjadi dosen agama Islam di Program Ekstension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, selama dua tahun, yakni dari tahun 1996 hingga 1998.
Salah satu aktivitas yang ditekuni Anis adalah berdakwah di masjid-masjid perkantoran di Jakarta. Dia menekuni pula profesi sebagai pembicara dan konsultan pengembangan organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
Anis mengikuti program American Council for Young Political Leader (ACYPL) di Amerika Serikat pada tahun 2000 dan Kursus Singkat Angkatan ke-9 Lemhanas.
Melansir Antara, Anis pernah menjabat sebagai direktur pusat studi Islam Al-Manar, komisaris PT Indo Media Green Pages, dan presiden komisaris di PT Manara Inti Tijara.
Anis yang merupakan anak keenam dari delapan bersaudara ini cukup produktif menulis buku. Sejak 2002 hingga 2014 sudah 10 buku terbit dari goresan tangannya, di antaranya Delapan Mata Air Kecemerlangan (2009), Momentum Kebangkitan(Kumpulan Pidato) (2014) dan Gelombang Ketiga Indonesia (2014). ***