MAKASSAR. Kekuasaan politik tidak ada yang abadi, pada waktunya akan datang dan digantikan oleh pemerintahan yang baru dengan mengusung ide dan inovasi baru.
Pergantian kekuasaan politik kini sedang bergolak dan berproses di pelupuk mata yakni, mundur dan melarikan diri Perdana Menteri Balangdesh terlama di dunia selama 15 tahun, Sheikh Hasina, Senin malam di ibu kota negara itu Dhaka.
Awalnya mencerminkan perempuan tangguh ini dibawa lari menggunakan iring iringan mobil tetapi dalam perjalanan kemudian naik helikopter pesawat yang dibawa ke wilayah negara India yang pernah menjadi tempat menetap selama bertahun-tahun saat menjadi oposisi terhadap pemerintah Bangladesh beberapa tahun lalu.
Sebelum melarikan diri keluar dari negearanya, kondisi sosial masyarakat dalam suasana aksi demontrasi besar dan mengarah ke anarki karena tercatat ada sebanyak 300 penduduk dinyatakan membunuh belum lagi ribuan yang cendera.
Demonstrasi itu dipicu oleh mahasiswa yang kecewa dengan sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah secara tak terduga berkembang menjadi pemberontakan besar terhadap Hasina dan partai Liga Awami yang berkuasa.
Hasina yang merupakan salah seorang putri pendiri negara Bangladesh, Sheikh Mujib Rahman. Pertama jadi Perdana Menteri negara ini pada tahun 1996 kemudian lanjut tahun 2008 sampai kemudian harus secara tragis meninggalkan negara dalam kondisi masyarakat yang chaos, Senin 6 Agustus 2024.
Kehidupan politik Hasina didorong pada tragedi di negara itu, 15 Agustus 1975, ayah pemimpin pertama Bangladesh sejak merdeka, Sheikh Mujib Rahman, dibunuh dalam sebuah kudeta militer.
Di malam kudeta itu, sosok Hasina berusia 28 tahun sedang berada di Jerman bersama adiknya yang kecil, sekelompok pasangan militer menduduki rumah keluarganya di Dhaka dan membunuh kedua orang tuanya, tiga saudara kandung lainnya, dan staf rumah tangga yang dihilangkan secara sadis berjumlah 18 orang.
Tindakan brutal para pelaku kudeta itu mendorong Hasina untuk mengkonsolidasikan kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para analis saya Bagi Hasina, ayahnya adalah pendiri Bangladesh yang merdeka setelah pasukannya, dibantu oleh India, mengalahkan Pakistan pada tahun 1971.
Setelah pembunuhan itu, Hasina tinggal selama bertahun-tahun di pencatatan di India, kemudian kembali ke Bangladesh dan mengambil alih Liga Awami. Namun, pemerintahan militer negara itu bertahan di dalam dan luar rumah tahanan sepanjang tahun 1980-an hingga, setelah pemilihan umum tahun 1996, ia menjadi perdana menteri untuk pertama kalinya.*