BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR. Dosen Dipekerjakan LLDIKTI di Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia Prof. Dr. Ahmad Firman, S.E., M.Si, mencatat sejarah pada perjalanan akademik di kampunya tempat mengajar.
Dia termasuk dosen pertama yang berhasil mencapai puncak karier dosen dengan meraih Guru Besar Ilmu Manajemen.
Prosesi pengukuhan selaku Guru Besar telah dilaksanakan dalam rapat senat luar biasa di gelar di Swiss Belinn Hotel Makassar, Selasa 25 Februari 2025.
Saat menjalani prosesi itu dia membacakan pidato pengukuhan Guru Besar dengan judul Penciptaan Nilai Organisasi: Sebuah Perspektif dan Keberlanjutan.
Dia mengatakan, kondisi saat ini dihadapkan pada kenyataan cukup memprihatinkan. Masih banyak organisasi yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi semata, tanpa memperhatikan dampak sosial , budaya dan lingkungan dari aktivitas mereka.
Praktik seperti ini telah melahirkan berbagai tantangan, seperti eksploitasi sumber daya alam, ketimpangan sosial, dan bahkan krisis kepercayaan publik terhadap dunia usaha.
Sebagai contoh, kita sering mendengar tentang perusahaan besar yang memperoleh keuntungan luar biasa, tetapi di sisi lain meninggalkan dampak negatif seperti polusi lingkungan, pelanggaran hak pekerja, atau minimnya kontribusi kepada masyarakat setempat.
Fenomena ini tidak hanya merugikan masyarakat dan lingkungan, tetapi juga menciptakan risiko jangka panjang bagi keberlanjutan organisasi itu sendiri.
Ketika organisasi hanya mengejar profit tanpa memikirkan nilai sosial, budaya dan lingkungan, mereka kehilangan peluang untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas dan berkelanjutan.
Prof Ahmad mengajak untuk menjadikan penciptaan nilai sebagai paradigma utama dalam setiap aspek kehidupan organisasi.
Mari mengubah cara pandang bahwa nilai organisasi tidak hanya diukur dari seberapa besar keuntungan finansial yang dihasilkan, tetapi juga dari sejauh mana organisasi memberikan dampak positif bagi masyarakat, melestarikan budaya, dan menjaga lingkungan.
Penciptaan nilai bukan hanya sebuah konsep abstrak, tetapi sebuah tanggung jawab moral yang harus kita jalankan. Sebagai akademisi, praktisi, dan pemimpin, kita memiliki peran besar untuk memastikan bahwa nilai-nilai ini terintegrasi dalam setiap keputusan strategis organisasi.
Tidak ada alasan untuk menunda. Perubahan dimulai dari langkah kecil, dan setiap langkah yang kita ambil hari ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik.
Nilai organisasi adalah sebuah konsep multidimensi yang mencerminkan dampak yang diciptakan oleh sebuah organisasi melalui berbagai aktivitas dan prosesnya.
Nilai ini tidak hanya mencakup manfaat finansial, tetapi juga dampak sosial, budaya, dan lingkungan yang luas. Organisasi modern tidak lagi dapat mengandalkan pendekatan tradisional yang hanya berfokus pada keuntungan ekonomi.
Sebaliknya, keberhasilan organisasi kini diukur dari sejauh mana mereka mampu memberikan kontribusi yang bermakna kepada semua pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal.
Pendekatan holistik dalam penciptaan nilai, yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan, mampu meningkatkan produktivitas dan loyalitas pelanggan secara signifikan.
Nilai organisasi tidak hanya terbatas pada dimensi ekonomi tetapi mencakup tanggung jawab sosial dan lingkungan yang harus dipenuhi untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang yakni;
Nilai Finansial: Dimensi ini mencakup hasil ekonomi yang dihasilkan oleh organisasi, seperti laba bersih, efisiensi biaya, dan pengembalian investasi. Organisasi yang fokus pada keberlanjutan finansial cenderung lebih menarik bagi investor dan mitra strategis.
Nilai Sosial: Dimensi ini mencerminkan kontribusi organisasi terhadap masyarakat dan komunitas lokal. Contohnya adalah program pemberdayaan masyarakat, pelibatan komunitas dalam pengambilan keputusan, dan inisiatif sosial lainnya yang memperkuat hubungan organisasi dengan masyarakat.
Nilai Budaya: Dimensi ini menitikberatkan pada pelestarian budaya lokal dan penguatan inklusivitas dalam lingkungan kerja. Organisasi yang mendukung inklusi budaya sering kali menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya manusia dan inovasi.
Nilai Lingkungan: Dimensi ini berfokus pada upaya organisasi untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem melalui adopsi praktik berkelanjutan, seperti pengelolaan limbah yang efisien dan inisiatif hijau lainnya.
Penciptaan nilai yang efektif hanya dapat tercapai jika keempat dimensi ini dikelola secara terintegrasi. Dengan demikian, nilai organisasi tidak hanya menjadi alat ukur kinerja, tetapi juga menjadi aset strategis yang mendukung keberlanjutan dan reputasi organisasi dalam jangka panjang.
Proses penciptaan nilai adalah inti dari strategi organisasi modern yang bertujuan untuk menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Proses ini melibatkan berbagai langkah strategis yang terstruktur, dengan fokus pada optimalisasi sumber daya, inovasi, dan keberlanjutan. Ada tiga elemen utama dalam proses penciptaan nilai:
Proses bisnis yang efisien merupakan fondasi utama dalam menciptakan nilai. Hal ini mencakup pengelolaan sumber daya yang optimal, penerapan teknologi canggih, dan penyederhanaan alur kerja untuk meningkatkan produktivitas
Memastikan keberhasilan proses penciptaan nilai, organisasi perlu mengadopsi strategi pengelolaan yang efektif, seperti: Integrasi Teknologi Digital: Teknologi digital seperti analitik data, sistem manajemen berbasis cloud, dan kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kebutuhan pelanggan.
Pengelolaan Kemitraan Strategis: Kemitraan strategis dengan pihak eksternal, seperti penyedia teknologi atau komunitas lokal, memungkinkan organisasi untuk memperluas kapasitas dan cakupan nilai yang diciptakan.
Inovasi Produk dan Layanan: Inovasi yang berbasis kebutuhan pelanggan memungkinkan organisasi untuk menciptakan proposisi nilai yang unik dan relevan.
Keberlanjutan adalah elemen integral dalam proses penciptaan nilai organisasi. Dalam konteks ini, keberlanjutan tidak hanya mencakup keberlangsungan operasional organisasi, tetapi juga mencakup dampak positif yang diberikan kepada masyarakat dan lingkungan.
Penerapan prinsip keberlanjutan membantu organisasi untuk menciptakan nilai yang relevan, berdampak, dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Prof Ahmad Firman lahir di Katangka Bulukumba 27 Juli 1972. Alumni D3 AMIK Rizky Makassar 1997. S1 STIE Rizky Makassar 2002. S2 Manajemen Pascasarjana Unhas 2009. S3 UMI Ilmu Manajemen 2016. Ketua STIE Rizky Makassar 2012-2014.Wakil Rektor I ITB Nobel. ***