Citizen Reporter
Laporan: Putrawira Yudha
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unismuh Makassar
BERITASEMBILAN.Com-MAKASSAR. Tinggal bersama anaknya dengan jumlah 10 orang, beberapa anaknya sudah berkeluarga, sekarang tinggal 3 orang anak dan istrinya bersama bapak Daeng Lau, beliau dulu kerja di pemolongan hewan tahun 1978 – 2005.
Setelah beliau kerja di pemolongan, dia melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang bersih- bersih ( mobil sampah). Karena kondisi fisik yang sudah tua bapak Daeng Lau berinisiatif untuk terjun di dunia usaha yakni menjual “air tahu”.
Dia mengatakan dirinya sudah menekuni dunia usaha ini dengan menjual air tahu selama 4 tahun lebih.
Latar belakang pendidikan relative rendah tidak lulus SD, dia berjuang mati- matian dengan panas terik matahari dan dinginnya hujan. Dia tetap kuat dan teguh mengingat kondisi fisik yang sudah tua mengingat di rumah ada si buah hati yang harus di nafkahin.
Daeng Lau memiliki dedikasi yang tinggi dalam menjual air tahu, terbukti walaupun hujan dan panas beliau tetap menjual di tepian Jalan AP. Pettarani Makassar.
Sepanjang Jalan A.P Pettarani adalah saksi bisu dari perjuangan seorang ayah. Walaupun pekerjaan dari Daeng Lau ini adalah pekerjaan yang terbilang santai karena hanya duduk dan menunggu pembeli tentu hal ini tidak mudah di lakukan jika tanpa motivasi dan dedikasi yang tinggi.
Senyuman dari istri dan anaknya membuat dia semangat dalam berjualan. Dia mengaku penghasilan dari penjualan air tahu ini tidaklah cukup untuk menghidupi 3 orang anak dan istri, namun rasa syukur membuat semua cukup, “cukup tidak cukup kita cukupkan”, ujar Daeng Lau.
Setelah berjualan 4 tahun lebih dia mempelajari dinamika penjualan dan mengatakan bahwa ketika musim hujan datang, air tahu tidak begitu laku terjual. Dia berfikir pantaslah tak laku karena jualan yang saya jual adalah minuman dingin, ujarnya.
Dia memiliki rencana ketika musim hujan tiba dia hanya akan menjual “Pallubasa Keliling”, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. ***